PPIH dan Syarikah Gelar Rapat, Bahas Persiapan Pergerakan Jemaah saat Puncak Haji

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Mei 2025, 15:23
thumbnail-author
Beno Junianto
Penulis & Editor
Bagikan
Rapat PPIH dengan Syarikah Rakeen dan Sana Rapat PPIH dengan Syarikah Rakeen dan Sana (WEBSITE KEMENTERIAN AGAMA RI)

Ntvnews.id, Jakarta - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menggelar rapat koordinasi dengan delapan syarikah penyedia layanan jemaah haji Indonesia saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Rapat berlangsung di kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah membahas persiapan masing-masing Syarikah terkait pergerakan jemaah haji Indonesia saat puncak haji.

Tahun ini, Indonesia menjalin kerja sama dengan delapan Syarikah dalam penyediaan layanan jemaah haji saat fase Armuzna. Delapan syarikah itu adalah Dluyuful Bait, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Alrifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad.

“Dua hari ini, kami menggelar serial rapat dengan delapan Syarikah untuk memahami dan mendiskusikan konsep yang disiapkan masing-masing Syarikah terkait pergerakan jemaah haji Indonesia saat puncak haji di Armuzna,” terang Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis M Hanafi di Makkah, Selasa (20/5/2025).

Rapat dengan Syarikah berlangsung secara serial selama dua hari. Masing-masing Syarikah memaparkan konsep yang mereka siapkan secara bergantian sesuai jadwal yang ditetapkan. Konsep mereka didiskusikan bersama dengan tim PPIH, mulai dari Ketua PPIH Arab Saudi, Tenaga Ahli Menteri Agama, Kabid Layanan Umum, Kabid Transportasi, Kabid Bimbingan Ibadah, Kabid Lansia/Disabilitas, Kabid Pelindungan Jemaah (Linjam), Tim Mitigasi Haji, serta Mustasyar Diniy, dan PIC Syarikah dari PPIH Arab Saudi.

Menurut Muchlis M Hanafi, ada lima skema utama yang dibahas, yaitu: 1) pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Makkah ke Arafah; 2) pergerakan jemaah dari Arafah ke Mina (Murur); 3) Pergerakan jemaah dari Arafah lalu Mabit Muzdalifah dan menuju Mina (Taraddudi); 4) pergerakan jemaah yang mengikuti program Tanazul (dari tenda Mina ke hotel di Syisyah dan Raudlah, serta pergerakan ke Jamarat pada hari-hari Tasyriq); dan 5) pergerakan jemaah yang mengambik Nafar Awal dan Nafar Tsani.

jemaah haji di Arafah <b>(Kementerian Agama)</b> jemaah haji di Arafah (Kementerian Agama)

“Setiap Syarikah sudah mempresentasikan konsepnya. Secara umum, ada persamaan antara satu dengan lain. Setelah ini kita akan dalami sambil mengindentifikasi setiap tantangan yang perlu diantisipasi, lalu kita rumuskan model pergerakan untuk bisa menjadi perhatian bersama,” tegas Muchlis M Hanafi.

Dijelaskan Muchlis, ada sejumlah hal baru dalam pergerakan jamaah pada fase puncak haji. Pertama, pergerakan transportasi Armuzna tidak lagi dikelola oleh Kementerian Haji, tetapi langsung dibawah kendali Hay’ah Malakiyyah li Madinat Makkah wa Masyair al- Muqaddasah (Royal Commission). Kedua, pergerakan di setiap tahapan puncak haji, sejak dari Makkah, dilakukan berbasis Syarikah, buka kloter.
“Ketiga, kita tahun ini dilayani oleh delapan Syarikah. Ini yang menjadi tantangan tersendiri dan diharapkan semua pihak bisa melakukan yang terbaik dalam memberikan layanan kepada jemaah haji,” sebut Muchlis.

“Kita akan segera rumuskan hasil kajian atas skema yang disiapkan Syarikah untuk dilaporkan kepada pimpinan. Fokus kita adalah bagaimana jemaah haji Indonesia bisa menjalankan proses puncak haji dengan aman dan nyaman. Semoga jemaah mendapat haji mabrur,” tandasnya.

Tags

x|close