Ntvnews.id, Jakarta - Nama Ati Pramudji Hastuti kembali mengemuka setelah temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkap kejanggalan dalam pengadaan makanan dan minuman senilai hampir Rp1,89 miliar untuk RSUD Cilograng dan RSUD Labuan yang belum resmi beroperasi.
Kasus ini menambah daftar panjang kontroversi yang membayangi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten itu, mulai dari harta kekayaan fantastis hingga polemik rekrutmen tenaga kesehatan.
Dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPK tahun 2024, tercatat pengadaan mamin melalui CV DPS dan CV PBS dilakukan saat RSUD Cilograng dan Labuan masih belum difungsikan. Anggaran itu bahkan masuk dalam pos belanja barang habis pakai, padahal penggunaannya seharusnya untuk kebutuhan pasien aktif.
Selain itu, terdapat dugaan markup sebesar Rp251,7 juta dan temuan bahan makanan yang mendekati masa kedaluwarsa, seperti susu UHT yang habis masa simpannya pada Juni 2025. Nah, berikut profil Ati Pramudji selengkapnya.
Pendidikan Tinggi dan Karier Panjang di Dunia Kesehatan
Lahir di Tangerang pada 15 Agustus 1973, Ati menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Tarumanegara, meraih gelar magister dari Universitas Respati Indonesia, dan melanjutkan hingga jenjang doktor di Universitas Padjadjaran.
Berbekal latar akademis itu, ia merintis karier dari jabatan struktural di Kota Tangerang hingga akhirnya dilantik sebagai Kepala Dinas Kesehatan Banten pada 2019, menggantikan pejabat sebelumnya melalui proses lelang jabatan terbuka.
Kedekatannya dengan mantan Gubernur Banten Wahidin Halim, yang disebut sebagai sahabat keluarga, turut mewarnai perjalanan kariernya. Sebelum menjadi Kadinkes, Ati juga menjabat Direktur RSUD Kota Tangerang dan dikenal aktif dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Banten.
Nama Ati makin menjadi perhatian publik setelah laporan LHKPN 2022 menunjukkan harta kekayaannya mencapai Rp24,5 miliar, menjadikannya ASN terkaya di Banten. Asetnya tersebar di lima kota besar dan mencakup properti bernilai tinggi.
Publik mencermati perbandingan kekayaannya dengan pejabat lain, termasuk Pj Gubernur Banten Al Muktabar yang memiliki harta sebesar Rp15 miliar. Viralnya data kekayaan itu di media sosial turut dipicu oleh unggahan akun X @bung_madin beberapa waktu lalu.
Ia menyebut bahwa layanan kesehatan di Banten tak sebanding dengan kekayaan sang pejabat.
Saat diminta tanggapan, Ati malah menyulut kontroversi dengan berkata, “Emang di LHKPN data yang sesungguhnya orang-orang? Ngga kan, keren dong kaya.”