Ntvnews.id, China - Para wisatawan yang tengah mengunjungi sebuah situs bersejarah berusia ratusan tahun di wilayah timur China dibuat panik setelah ratusan genteng di atap bangunan tiba-tiba terlepas dan jatuh dari ketinggian lebih dari dua lantai.
Dilansir dari CNN, Rabu, 21 Mei 2025, Menara Genderang Fengyang, yang dibangun pada tahun 1375 dan dulunya digunakan untuk menandai dimulainya upacara serta menunjukkan waktu, merupakan salah satu menara genderang terbesar di China, menurut media pemerintah setempat.
Bangunan ini menjadi destinasi wisata utama di Provinsi Anhui, sekitar 320 kilometer dari ibu kota Beijing.
Namun pada Senin lalu, 19 Mei 2025 ketenangan di sekitar lokasi berubah drastis ketika ratusan genteng mulai meluncur dari atap dan menghantam tanah, menciptakan kepulan debu berwarna abu-abu kecokelatan yang besar.
“Genteng-genteng yang jatuh itu berlangsung selama satu atau dua menit,” ujar seorang saksi mata kepada Yangcheng Evening News, surat kabar milik pemerintah.
Saksi mata lainnya menggambarkan bagaimana ia mendengar suara nyaring dari genteng-genteng yang jatuh satu per satu, saat berada di sebuah toko dekat pintu masuk Menara Genderang.
“Tidak ada orang di alun-alun dan tidak ada yang terluka,” katanya kepada media milik negara The Beijing News.
“Kalau saja kejadian itu berlangsung sedikit lebih lambat, mungkin akan ada banyak anak-anak yang bermain (dekat menara) setelah makan malam," tambahnya.
Biro kebudayaan dan pariwisata setempat menyampaikan bahwa tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, dan “situasi ini masih dalam penyelidikan.”
Insiden ini terjadi hanya setahun setelah menara tersebut direnovasi akibat kerusakan ringan pada bagian atap.
Meski begitu, struktur bangunan terdiri dari dua bagian: fondasi menara asli yang berasal dari era Dinasti Ming dan struktur menara di atasnya. Menurut pejabat setempat, kerusakan sebagian besar terjadi pada bagian atas yang pernah dibangun kembali pada tahun 1995.
Fengyang dikenal luas karena kekayaan sejarah dan budayanya. Wilayah ini juga merupakan kampung halaman Zhu Yuanzhang (Kaisar Hongwu), pendiri Dinasti Ming.
Di bawah kepemimpinannya, China mengalami masa kejayaan dengan perdagangan internasional yang kuat dan pertumbuhan populasi yang pesat. Pada masa itu pula, China mengganti mata uang tradisional berupa emas dan perak dengan uang kertas.