Ntvnews.id, Jakarta - Standar kualitas makanan jemaah haji ditentukan bukan hanya dari gizi, tapi juga dari kebersihan, rasa, dan ketepatan waktu konsumsi. Tugas ini menjadi tanggung jawab petugas kesehatan haji bagian sanitasi dan food security.
"Setiap hari, kami menerima sampel makanan dari katering-katering yang ada di Makkah, yang bertugas menyediakan konsumsi bagi para jemaah haji," ujar Ramlah Ritawati, salah satu petugas kesehatan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Rabu (21/5/2025), dilansir dari website Kementerian Agama RI
Menurutnya, pemeriksaan dilakukan untuk memastikan keamanan dan kelayakan makanan sebelum didistribusikan ke jemaah. "Kami datang bersama tim untuk memastikan, apakah makanan itu masih layak didistribusikan atau harus ditarik. Distribusi bisa ditunda sampai perbaikan dilakukan,” tambahnya.
“Pagi ini kami menerima sampel makanan dari katering. Ada nasi, sayur, dan lauk, hari ini lauknya ikan. Menu sudah ditentukan, lengkap dengan jadwal distribusinya,” lanjutnya.
Ramlah menjelaskan bahwa pemeriksaan dilakukan melalui beberapa tahap, yakni pengecekan warna makanan, rasa, serta kematangan bahan pangan.
Jika ditemukan makanan yang tidak sesuai, seperti bau, basi, atau belum matang, Ramlah menegaskan bahwa tim akan segera mencatat temuan, berkoordinasi dengan PPIH bagian konsumsi, serta melakukan klarifikasi langsung ke pihak katering.
Selain kualitas, waktu konsumsi makanan juga menjadi perhatian penting. “Misalnya makan siang hanya boleh dikonsumsi dari pukul 12.00 hingga 16.00. Jika makanan melewati waktu yang ditentukan, walaupun masih ada di meja konsumsi, maka tidak boleh dikonsumsi. Petugas harus menginformasikan kepada jemaah agar tidak mengonsumsinya,” tegas Ramlah.
Dengan pemeriksaan yang ketat ini, diharapkan seluruh jemaah haji Indonesia mendapatkan makanan yang aman, sehat, dan layak konsumsi, sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah haji.