Ntvnews.id, Washington DC - Wisatawan asal Eropa mengurangi rencana kunjungan ke Amerika Serikat (AS) pada musim panas tahun ini hingga 10 persen, dipengaruhi oleh meningkatnya sentimen negatif terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump. Informasi ini disampaikan Bloomberg yang mengutip laporan dari sebuah perusahaan konsultan pariwisata asal Inggris.
Kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Trump terhadap negara mitra dagang lama seperti Kanada dan Uni Eropa turut memperparah sentimen negatif tersebut, yang pada akhirnya menghambat minat wisatawan.
Data dari Tourism Economics, anak usaha Oxford Economics, menunjukkan bahwa pemesanan penerbangan dari Kanada ke AS untuk periode Mei hingga Juli mengalami penurunan drastis sebesar 33 persen.
Hingga April, pemesanan perjalanan internasional menuju AS untuk bulan Mei tercatat menurun sebesar 9,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Penurunan juga diprediksi terjadi untuk bulan Juni dan Juli, masing-masing sebesar 10,8 persen dan 13 persen, menurut laporan yang sama.
Baca Juga: Rosan Cerita Didatangi Manajemen New Balance saat Lagi di Amerika Serikat, Bahas Ini
Turunnya minat wisatawan ini diperkirakan akan menyebabkan penurunan jumlah kedatangan turis asing ke AS sebesar 8,7 persen pada 2025. Di sisi lain, belanja wisatawan mancanegara juga diprediksi menurun hingga 8,5 miliar dolar AS, atau sekitar 4,7 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya (1 dolar AS = Rp16.313).
"Penurunan ini sangat bertolak belakang dengan proyeksi kami sebelumnya yang memperkirakan akan ada pertumbuhan lanjutan di era pascapandemi tahun ini," ujar pihak perusahaan dalam keterangannya.
Kebijakan tarif dari Trump terhadap mitra dagang tradisional seperti Uni Eropa dan Kanada disebut sebagai salah satu faktor utama yang memicu "sentimen negatif yang menjadi penghalang." Selain itu, sikap pemerintahan Trump, insiden-insiden di perbatasan yang menjadi sorotan media, serta adanya peringatan nasional terkait risiko perjalanan ke AS juga turut memengaruhi turunnya minat wisatawan, tambah perusahaan tersebut.