Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Polisi, Ribut Hari Wibowo, memberi peringatan tegas kepada jajarannya. Ia mengingatkan bahwa masih ada anggota Polri yang berperilaku “katrok” seperti “preman pengkolan” yang merasa paling hebat di wilayahnya, dan hal itu harus segera diubah.
"Jangan ada lagi yang menjadi 'preman pengkolan', semua harus bisa belajar berubah agar bisa melayani masyarakat dengan baik," tegas Kapolda saat meresmikan Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Batang, Senin lalu.
Kapolda menegaskan, polisi sejatinya adalah pelayan masyarakat, bukan penguasa di atas mereka.
"Oleh karena itu, saya berpesan dengan berdirinya Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) yang bagus dan fasilitas yang lengkap ini maka jangan kecewakan semua yang telah membantu membangun SPKT dengan hal-hal yang kontraproduktif," ujarnya.
Gedung SPKT ini adalah simbol pembenahan layanan publik di Polda Jateng. Ribut ingin masyarakat mendapatkan pelayanan yang cepat, transparan, dan penuh empati.
Baca juga: WN China Kehilangan iPhone 14 di Taksi Online, Polisi Turun Tangan
Lebih dari sekadar bangunan baru, pembenahan ini merupakan bagian penting dari reformasi birokrasi Polri yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.
Namun, Kapolda menekankan, perubahan bukan hanya soal fisik, melainkan juga harus menyasar sikap dan budaya pelayanan.
Ia memberi apresiasi khusus kepada Kapolres Batang yang berhasil memenuhi janji memperbaiki layanan SPKT, sebuah langkah positif untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik lagi dengan cepat, transparan, dan humanis.
"Saya mengingatkan agar anggota polisi harus dapat menghapus budaya lama yang kerap mencoreng citra institusi. Semua perubahan ini adalah bagian dari upaya membangun kepercayaan masyarakat karena jika kepercayaan itu sudah tumbuh maka tugas Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban akan jauh lebih mudah," tegasnya.
(Sumber: ANTARA)