Ntvnews.id, Jakarta - Media sosial kembali dibuat geger oleh munculnya dua video yang menampilkan visualisasi ‘hari pertama dan kedua di neraka’ menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI). Diunggah oleh sebuah akun YouTube, konten ini langsung menuai kontroversi dan kecaman, terutama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dua video yang kini viral itu berdurasi pendek—video pertama berdurasi 9 detik, dan video kedua 41 detik. Dalam video pertama yang berjudul "Hari Pertama Masuk Neraka Cek", tampak seorang pria berdiri di tengah aliran api layaknya sungai lava, dengan latar kobaran api menyala.
Baca Juga: Negara Tertutup di Dunia Mulai Terbuka untuk Turis, Ada Wisata ‘Gerbang Neraka’
Sementara itu, video kedua berjudul "AI, Hari Kedua di Neraka Cek Part 1" menampilkan seorang pria berpakaian putih seperti sedang membuat vlog di tengah ‘neraka’. Ada pula sosok lain berbaju compang-camping dengan suasana kobaran api. Bahkan, salah satu tokohnya mengatakan, “Liburan dulu guys, nyobain mandi lava, ternyata seru juga, panasnya mantul.”
Konten yang secara visual cukup dramatis dan dibuat dengan teknologi AI ini menuai reaksi keras dari berbagai kalangan, terutama dari Ketua MUI Bidang Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan, Utang Ranuwijaya.
Utang Ranuwijaya menilai video tersebut berpotensi menyesatkan umat dan menodai ajaran agama. Menurutnya, menggambarkan neraka secara sembarangan, apalagi dengan bumbu candaan, sangat berbahaya bagi akidah.
"Isi cerita dalam video itu merupakan upaya pendangkalan akidah Islam, dengan terlalu menyederhanakan gambaran api neraka, sehingga mereka bisa bercandaria ketika berada di neraka. Dari sisi ajaran Islam, ini bisa termasuk kategori perbuatan yang menyesatkan umat dan menodai ajaran agama," katanya kepada awak media, pada Sabtu, 7 Juni 2025.
Menurutnya, dalam Islam, alam akhirat, termasuk neraka, adalah bagian dari perkara gaib. Tidak bisa digambarkan dengan bentuk duniawi seperti yang bisa dilihat atau dibayangkan manusia.
Yang lebih mengkhawatirkan, kata Utang, adalah dampaknya terhadap generasi muda yang imannya belum kuat. Jika konten seperti ini terus dibiarkan beredar tanpa pengawasan, akan menimbulkan pemahaman yang keliru terhadap ajaran agama.
"Kehidupan akhirat di neraka, sebagaimana yang tergambar dalam video itu bisa mendegradasi kesakralan dan kedalaman akidah, yakni keimanan kepada yang gaib. Jika ini dibiarkan, secara pelan-pelan akan merusak akidah umat, khususnya generasi muda yang kadar imannya kurang kuat atau bahkan lemah atau sangat lemah," imbuhnya.
Utang menyerukan agar pihak berwajib memproses hukum kreator konten tersebut. Ia menegaskan bahwa agama bukan bahan lelucon.