Ibu 2 Anak Mengaku Jadi Korban Pelecehan oleh Dokter RSUD Bekasi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Jun 2025, 05:00
thumbnail-author
Devona Rahmadhanty
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
RSUD Cabangbungin milik Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. RSUD Cabangbungin milik Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah)

Ntvnews.id, Jakarta - Seorang ibu berinisial M (29), yang telah memiliki dua anak, mengungkap pengalaman kelamnya sebagai korban dugaan pelecehan oleh seorang oknum dokter di RSUD Cabangbungin, Kabupaten Bekasi. Ia mengaku dimanipulasi untuk mengikuti instruksi membuat laporan medis palsu, hingga akhirnya dibujuk masuk ke dalam mobil pelaku demi memuaskan nafsu bejatnya.

"Waktu itu saya lagi di apotek rumah sakit, diikuti terus sama dia. Langsung tiba-tiba berbisik 'eh kamu tunggu di mobil saja yuk'," ungkap korban di Cikarang, Kamis, 19 Juni 2025.

Korban mengungkapkan bahwa peristiwa pelecehan ini bermula pada akhir tahun 2023, saat ia pertama kali menemani sang ayah berobat ke RSUD Cabangbungin. Usai pemeriksaan, oknum dokter berinisial R tiba-tiba meminta nomor kontaknya.

Demi mendapatkan nomor tersebut, dokter R bahkan tega menyampaikan diagnosa palsu terkait kondisi kesehatan ayah korban. Terkejut dan diliputi kekhawatiran, korban akhirnya menyerahkan nomor ponselnya kepada sang dokter.

"Dia bilang itu bapak saya ada tumor, ya spontan saya kaget dong. Namanya dibilang orang itu ada tumor, sedangkan bapak saya kan pemeriksaannya cuma kena paru-paru. Saya kasih nomor saya, tidak lama kemudian dokter itu WA dan bilang ternyata dia berbohong," katanya. 

Sejak saat itu, oknum dokter tersebut mulai sering menghubungi korban, hingga akhirnya korban memutuskan untuk mengganti nomor ponselnya demi menghindar. Namun, pertemuan tak terduga kembali terjadi saat sang ayah harus menjalani perawatan ulang di rumah sakit yang sama.

Baca juga: Polisi Ungkap Dokter Priguna Racik Obat Bius Sendiri untuk Lancarkan Aksinya

Kesempatan itu kembali dimanfaatkan oleh dokter R untuk meminta nomor baru korban dan mulai menghubunginya lagi, kali ini dengan intensitas yang lebih sering, hingga percakapan mulai mengarah ke hal-hal yang tak pantas.

Puncaknya, korban diminta membuat keluhan medis palsu kepada petugas rumah sakit, yakni mengaku mengalami sakit di bagian perut bawah agar bisa menjalani prosedur USG. Karena korban menolak, dokter tersebut lalu mengarahkan korban untuk mengikuti instruksinya menuju mobil pribadi sang dokter.

"'Nanti kamu ke ruangan USG' dia bilang begitu. Kan saya pikir masa iya orang saya nggak sakit perut bilang sakit perut. Terus kata dia ‘udah deh kamu ke sini aja ke mobil nanti aku kasih uang Rp200 ribu’. Ya kata saya, mau ngapain kan. Ada tuh WA nya itu, saya simpan," ujar korban.

Pesan-pesan serta ajakan tidak pantas dari oknum dokter membuat korban merasa cemas terhadap keselamatannya. Merasa ada yang tidak beres, korban pun berjaga-jaga. Terbukti, dokter R sempat mencoba menghilangkan jejak dengan menghapus isi percakapan di WhatsApp. Beruntung, korban sudah lebih dulu mengamankan bukti dengan melakukan tangkapan layar.

"Pasti kalau saya ikuti nanti pasti saya diapa-apain. Saya bilang saya enggak menyangka seorang dokter bisa begitu. Dia langsung coba hapus WA-nya tapi sudah saya screenshot," katanya. 

Kasus pelecehan verbal ini telah dilaporkan ke pihak RSUD dan sempat difasilitasi melalui proses mediasi. Namun, korban mengaku belum pernah merasakan keadilan atas perlakuan yang dialaminya.

"Mediasi juga enggak jelas kelanjutannya. Bahkan minta maaf pun enggak pernah. Pas mediasi itu pun enggak minta maaf," ujarnya. 

Baca juga: Kementerian HAM: Tindakan Dokter Perkosa Keluarga Pasien Tak Bisa Ditoleransi

Setelah sempat memilih diam, pihak keluarga akhirnya angkat bicara dan mengungkapkan kejadian tersebut kepada Wakil Bupati Asep Surya Atmaja saat melakukan kunjungan ke RSUD Cabangbungin pada akhir pekan lalu.

Korban berharap ada tindakan tegas terhadap oknum dokter yang diduga melakukan pelecehan. "Saya minta ditindak tegas dokter itu. Kalau ke saya bisa begini, ke yang lain bisa juga begitu," tegasnya. 

Di sisi lain, saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon, oknum dokter yang dimaksud membantah semua tuduhan. Ia berdalih bahwa ponsel miliknya telah hilang, sehingga merasa tidak pernah mengirim pesan bernada tidak pantas kepada korban.

"Itu kan ini, saya nggak tau. Itu kan waktu itu handphone saya hilang. Selama sehari dua hari itu saya nggak pake handphone, nomer saya tuh nggak aktif. Terus habis itu muncul lah itu, ada cewek kan, tiba-tiba datang ke RSUD. Terus habis itu dia bilang, ini dokter chatting-chatting saya, chatting apa? Terus saya nggak tau ini," jelasnya. 

Bukannya mengakui perbuatan dan bertanggung jawab, R justru berbalik menuding bahwa dirinya menjadi korban pemerasan oleh seorang pengacara. "Kemudian ujung-ujungnya dia bawa pengacara segala macem, minta 100 juta rupiah. Terus habis itu saya bilang, saya nggak bakal ngasih Rp100 juta sama 1 rupiah pun nggak bakal saya kasih. Karena handphone saya hilang, saya udah tertimpa musibah, udah handphone hilang, dompet hilang," ujarnya. 

Meski membantah tuduhan, oknum dokter tersebut mengakui bahwa dirinya memang pernah menangani ayah korban yang saat itu mengidap penyakit paru-paru. Namun, ia menambahkan bahwa kini sudah tidak lagi bekerja di RSUD Cabangbungin. Ia mengaku telah meninggalkan Bekasi dan saat ini bertugas di salah satu rumah sakit di Cianjur.

Baca juga: Kabar Terbaru Dokter Priguna yang Perkosa Pasien di RSHS, Polisi Sebut Punya Kelainan Fetish

(Sumber: Antara) 

x|close