Hadiri Forum BRICS, Menko AHY: Perumahan Bukan Sekadar Hunian, Tapi Fondasi Ketahanan Kota dan Keadilan Sosial

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Jun 2025, 17:13
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Forum Urbanisasi BRICS ke-4 di Brasil, Juni 2025. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Forum Urbanisasi BRICS ke-4 di Brasil, Juni 2025. (Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan)

Ntvnews.id, Brasil - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa perumahan tidak hanya menjadi titik awal dalam strategi adaptasi iklim, tetapi juga merupakan kunci utama dalam membangun ketahanan kota, inklusi sosial, dan pertumbuhan yang berkeadilan.

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat sesi tematik Forum Urbanisasi BRICS ke-4 yang digelar di Istana Itamaraty, Kementerian Luar Negeri Brasil, Senin, 23 Juni 2025 waktu setempat.

Dalam forum internasional yang dihadiri oleh negara-negara anggota dan mitra BRICS, AHY menekankan pentingnya investasi di sektor perumahan sebagai bentuk nyata dari pembangunan yang berpihak pada rakyat.

“Membangun infrastruktur berkelanjutan itu perlu, tetapi belum cukup. Kita juga harus membangun kesempatan. Dan sedikit investasi yang mampu membuka kesempatan sebesar perumahan,” tegasnya di hadapan para delegasi.

Ia mengungkapkan bahwa dalam satu dekade terakhir, Indonesia mengalami kerusakan lebih dari tujuh juta rumah akibat bencana, dan sekitar 80 persen dari jumlah tersebut disebabkan oleh banjir. Menurut AHY, dampak bencana terhadap perumahan bukan hanya soal kehilangan tempat tinggal, tetapi juga mengancam aspek-aspek vital dalam kehidupan masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Forum Urbanisasi BRICS ke-4 di Brasil, Juni 2025. <b>(Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan)</b> Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Forum Urbanisasi BRICS ke-4 di Brasil, Juni 2025. (Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan)

“Setiap atap yang hilang bukan hanya berarti kehilangan tempat tinggal, tapi juga risiko terhadap kesehatan, mata pencaharian, dan pendidikan. Karena itulah adaptasi harus dimulai dari rumah, tempat di mana hari dimulai,” katanya.

Sebagai bentuk respons, AHY menjelaskan bahwa pemerintah tengah menyusun Peta Jalan Perumahan Tangguh Nasional. Dokumen ini akan mencakup berbagai aspek penting seperti fondasi tahan banjir, sistem kelistrikan yang aman, atap penampung air hujan, akses sanitasi, dan pelindung alami seperti sabuk mangrove.

Namun, ia mengingatkan bahwa ketahanan tidak hanya menyangkut aspek fisik bangunan, melainkan juga lokasi dan aksesibilitas hunian terhadap fasilitas publik dan ekonomi.

“Perumahan yang terjangkau harus terhubung dengan pekerjaan, sekolah, dan layanan publik melalui pengembangan berbasis transportasi massal (transit-oriented development). Adaptasi tidak boleh mendorong keluarga ke pinggiran. Adaptasi harus menempatkan mereka di pusat kesempatan,” ujar AHY.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Forum Urbanisasi BRICS ke-4 di Brasil, Juni 2025. <b>(Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan)</b> Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Forum Urbanisasi BRICS ke-4 di Brasil, Juni 2025. (Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan)

Ia menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa perumahan harus menjadi komponen utama dalam strategi pembangunan kota yang inklusif dan tahan terhadap krisis iklim.

“Perumahan harus menjadi lebih dari sekadar tempat tinggal. Ia harus menjadi garis depan ketahanan kota dan fondasi bagi pertumbuhan yang inklusif,” pungkasnya.

Forum Urbanisasi BRICS ke-4 ini digelar sebagai wadah untuk memperkuat kolaborasi antarnegara anggota dan mitra dalam menghadapi tantangan urbanisasi global. AHY hadir dalam forum ini atas undangan Menteri Perkotaan Brasil, Jader Barbalho.

Sebagai catatan, BRICS terdiri dari lima negara utama, Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, dan kini turut melibatkan sejumlah negara mitra seperti Indonesia, Mesir, Ethiopia, Nigeria, Bolivia, dan Kuba. Total, forum ini dihadiri oleh 72 delegasi dari berbagai wilayah Global South.

 

 

x|close