Ntvnews.id, Jakarta - Ramalan gempa besar yang berasal dari sebuah manga tengah menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia dan berdampak langsung pada pariwisata Jepang. Beberapa wisatawan bahkan membatalkan rencana perjalanan mereka ke Negeri Sakura akibat ramalan tersebut.
Dilaporkan oleh SCMP pada Sabtu, 5 Juli 2025, sebuah rumor yang viral di media sosial mengenai bencana besar yang diprediksi dalam sebuah manga telah memberikan efek negatif terhadap industri pariwisata Jepang. Beberapa maskapai memutuskan untuk menangguhkan penerbangan menuju Jepang, terutama dari Hong Kong, menyusul penurunan drastis jumlah penumpang.
Padahal, Jepang baru saja mencatat rekor jumlah wisatawan pada awal tahun ini. Bulan April bahkan mencetak angka tertinggi dengan 3,9 juta pengunjung.
Namun, seperti dikabarkan oleh Reuters, angka tersebut turun di bulan Mei. Data terbaru menunjukkan adanya penurunan kunjungan wisatawan dari Hong Kong sebesar 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: 3 WNI Jadi Rampok di Jepang
Hong Kong sendiri dikenal sebagai masyarakat yang mempercayai banyak takhayul, yang membuat rumor soal gempa tersebut cepat menyebar di sana.
Steve Huen dari agen perjalanan EGL Tours yang berbasis di Hong Kong menyebut bahwa prediksi yang menyebar di media sosial berasal dari manga berjudul The Future I Saw, yang pertama kali dirilis pada 1999 dan diterbitkan ulang pada 2021.
Manga tersebut menceritakan mimpi tentang gempa dan tsunami hebat yang akan melanda Jepang dan negara-negara sekitarnya pada Juli 2025.
“Rumor tersebut telah berdampak signifikan,” kata Huen, seraya menyebut bahwa bisnis tur ke Jepang yang dijalankan perusahaannya mengalami penurunan hingga 50 persen. Meski begitu, pemberian diskon dan penawaran asuransi gempa, menurutnya, dapat “mencegah penurunan angka perjalanan ke Jepang hingga nol.”
Branden Choi (28), warga Hong Kong yang rutin berlibur ke Jepang, mengaku mulai ragu mengunjungi Jepang pada Juli dan Agustus tahun ini karena ramalan dalam manga tersebut. "Jika memungkinkan, saya mungkin akan menunda perjalanan saya dan pergi setelah bulan September," katanya.
Baca Juga: Jepang Bakal Pasok Peralatan Pertahanan ke Beberapa Negara, Termasuk Indonesia
Sementara itu, Ryo Tatsuki, sang kreator manga The Future I Saw yang memicu kegemparan, telah berusaha meredam kabar yang beredar. Ia menyampaikan dalam pernyataan resmi dari penerbitnya bahwa dirinya “bukan seorang nabi.”
Edisi pertama manga tersebut secara kebetulan pernah mengisyaratkan tentang bencana besar pada Maret 2011—bulan dan tahun ketika gempa bumi, tsunami, serta insiden nuklir melanda wilayah timur laut Jepang dan menewaskan ribuan jiwa.
Namun, beberapa orang menafsirkan edisi terbarunya sebagai prediksi khusus mengenai bencana yang akan terjadi pada 5 Juli 2025, kendati Tatsuki telah membantah dengan tegas anggapan itu.
Para Ahli Ingatkan Gempa Tidak Bisa Diramalkan
Jepang berada di wilayah “Cincin Api” di Samudra Pasifik, menjadikannya salah satu negara paling rentan terhadap gempa. Dalam beberapa hari terakhir, lebih dari 900 getaran gempa tercatat, meski sebagian besar hanya berupa guncangan ringan di bagian selatan pulau Kyushu.
Namun, menurut Profesor Robert Geller dari Universitas Tokyo yang telah meneliti seismologi sejak 1971, tidak ada metode ilmiah yang mampu memprediksi gempa secara akurat.
“Tidak ada prediksi yang pernah saya alami dalam karier ilmiah saya yang mendekati kebenaran,” ujarnya.