Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, menyatakan bahwa terdapat kemungkinan insiden meninggalnya Juliana Marins akan dibicarakan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Brasil saat pertemuan antar pemimpin negara anggota BRICS berlangsung.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang melibatkan Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan pada tanggal 6 hingga 7 Juli mendatang di Rio De Janeiro, Brazil.
"Kita dengarlah nanti, mungkin ada pembicaraan di sela-sela pembicaraan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Brazil akan dikemukakan," ujar Yusril dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat, 4 Juli 2025.
Baca Juga: Jenazah Juliana Marins Siap Diautopsi Ulang di Brasil
Yusril menyampaikan bahwa sejauh ini, Pemerintah Indonesia belum pernah menerima surat resmi maupun nota diplomatik dari Pemerintah Brazil yang mempertanyakan kejadian meninggalnya warga negaranya itu di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis (26/6).
Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Brazil hanya mengirimkan pesawat militer untuk menjemput jenazah Juliana di Bali tanpa mengajukan keberatan atau pertanyaan terkait kejadian tersebut.
Meski begitu, Yusril menyebutkan bahwa memang ada sejumlah pernyataan yang muncul dari pihak keluarga serta organisasi pembela HAM, yaitu The Federal Public Defender's Office of Brazil (FPDO).
Namun, Yusril menyatakan ia memahami kondisi keluarga yang tengah berduka atas kehilangan yang dialami, serta mengakui bahwa FPDO memiliki peran serupa dengan Komnas HAM di Indonesia dalam memperjuangkan hak asasi manusia.
Baca Juga: Pemerintah Brasil Ancam Bawa Kematian Juliana di Rinjani ke Jalur Hukum
Terkait kemungkinan adanya dialog antara Presiden RI dengan Presiden Brazil soal insiden tersebut, Yusril menilai sangat kecil peluang bagi Presiden Prabowo untuk melakukan pertemuan langsung dengan pihak FPDO karena tidak berada dalam tingkatan setara.
"Tapi, kalau Presiden mau bertemu keluarga Juliana saya belum tahu. Itu pribadi ya dan kami belum menerima ada permintaan seperti itu," pungkasnya.