Biadab! Tentara Bayaran AS Tembaki Warga Gaza

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Jul 2025, 12:21
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
 Pasukan Israel terlihat di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di bagian selatan Israel (2/7/2024). Pasukan Israel terlihat di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di bagian selatan Israel (2/7/2024). (Dok.Antara)

Ntvnews.id, GazaKekerasan yang dilakukan militer Israel di Gaza terus berlangsung tanpa henti. Bahkan warga sipil yang tengah berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan turut menjadi korban serangan brutal dari pasukan Zionis.

Mahmoud Qassem, seorang warga Gaza, harus merelakan kepergian putranya, Khader, yang tewas pekan lalu. Remaja berusia 19 tahun itu kehilangan nyawanya saat hendak menuju pusat distribusi makanan milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga bantuan kemanusiaan yang didukung Amerika Serikat, di kawasan Gaza tengah.

"Terakhir kami, saya dan ibunya, mendapat kabar dari Khader sekitar pukul 11 malam. Dia mengatakan berada di tempat yang aman, sedang menuju pusat distribusi di Netzarim. Saya sempat mengingatkannya untuk berhati-hati," tutur Qassem kepada DW dari sebuah tenda pengungsian di Kota Gaza.

Baca Juga: Trump Bilang Ingin Warga Gaza Aman

"Saya mencoba menghubunginya kembali sekitar jam satu dini hari, tapi ponselnya sudah tidak aktif. Keesokan harinya tidak ada kabar apa pun. Saya benar-benar gelisah sampai Jumat siang pukul dua," sambungnya dengan suara berat.

Qassem lantas mendatangi beberapa rumah sakit di wilayah Gaza tengah. Di salah satunya, ia mendapatkan kabar duka: Khader telah meninggal dunia. Jenazah putranya baru bisa diidentifikasi setelah ada koordinasi dengan militer Israel. Berdasarkan luka-luka di tubuhnya, diketahui Khader tewas akibat beberapa tembakan.

Baca Juga: PBB Rilis Daftar Perusahaan yang Terlibat dalam Genosida Israel di Gaza, Termasuk Raksasa Teknologi Dunia

"Seorang anak usia 19 tahun, bahkan belum sempat mengecap kehidupan, kehilangan nyawa demi satu kotak bantuan," ucap Qassem dengan mata berkaca-kaca. Ia mengungkapkan bahwa awalnya ia melarang Khader pergi, tetapi sang anak merasa bertanggung jawab sebagai pencari nafkah keluarga.

"Saya sudah tidak tahu lagi harus berkata apa. Di sini, orang-orang bertaruh nyawa hanya untuk bisa makan. Tidak ada yang benar-benar peduli pada kami bukan Hamas, bukan Israel, bukan negara-negara Arab, tak satu pun,"ujarnya getir.

x|close