Ntvnews.id, Washinton DC - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kini secara terbuka menyatakan keraguannya untuk bisa mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina, berbanding terbalik dengan klaim kampanyenya sebelumnya yang menyebut ia mampu mengakhiri konflik tersebut dengan cepat jika kembali terpilih.
Pernyataan tersenut ia sampaikan saat berbicara kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One, pada Jumat, 4 Juli 2025.
Trump menegaskan bahwa perdamaian tetap menjadi tujuan utamanya, namun untuk pertama kalinya ia mengakui bahwa keberhasilannya tidak dapat dijamin.
“Saya tidak tahu. Saya tidak bisa memastikan apakah itu akan terjadi atau tidak,” kata Trump, seperti dikutip dari Politico, Senin, 7 Juli 2025.
Baca Juga: Elon Musk Dirikan Partai Politik Baru Setelah Berselisih dengan Trump
Saat kembali ditanya apakah penyelesaian perang tetap menjadi salah satu prioritasnya, Trump mengonfirmasi bahwa keinginannya untuk mengakhiri konflik belum berubah.
"Ya. Saya ingin itu terjadi," ujarnya dengan tegas.
Selama masa kampanye, Trump sering mengklaim bahwa ia dapat mengakhiri perang hanya dalam satu hari setelah dilantik. Namun, dalam wawancaranya dengan TIME Magazine, ia mengakui bahwa klaim tersebut memang sengaja dibesar-besarkan.
Trump juga mengungkapkan bahwa dirinya baru-baru ini berbicara melalui sambungan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Ia menyatakan kekecewaannya terhadap hasil pembicaraannya dengan Putin.
"Saya sangat kecewa dengan panggilan saya bersama Presiden Putin," ucap Trump.
Ia mengkritik keras sikap Putin yang menurutnya tidak menunjukkan niat untuk mengakhiri konflik. “Dia ingin terus maju, terus membunuh orang, itu tidak benar,” kata Trump.
Baca Juga: Elon Musk Ancam Trump dan Bakal Buat Partai Sendiri
Sementara itu, pembicaraannya dengan Zelenskyy disebut berjalan lebih konstruktif. Zelenskyy menyebut diskusi mereka penting, dengan topik yang mencakup pertahanan udara, kerja sama produksi, dan investasi di sektor pertahanan.
Trump juga menekankan bahwa Amerika Serikat masih menyalurkan bantuan militer ke Ukraina. Namun, ia menilai volume dukungan yang diberikan sudah sangat besar, bahkan mungkin berlebihan.
"Kami menyediakan senjata. Kami menjalin kerja sama dan berupaya membantu. Tapi kami sudah memberi terlalu banyak," ucap Trump.
Pernyataan Trump ini disampaikan di tengah keputusan Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) yang membatasi sebagian pengiriman senjata ke Ukraina, karena cadangan amunisi AS mulai menipis.
doand