Ntvnews.id, Canbera - Pemerintah Australia memperkirakan bahwa China akan melakukan kegiatan pengintaian terhadap latihan militer besar-besaran yang tengah digelar bersama Amerika Serikat dan sejumlah negara sekutu lainnya.
Dugaan ini juga memperkuat tuduhan yang dibantah oleh Beijing sebagai "narasi palsu" bahwa China berniat membangun pangkalan militer di kawasan Pasifik Selatan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Industri Pertahanan dan Urusan Kepulauan Pasifik Australia, Pat Conroy, ketika Perdana Menteri Anthony Albanese sedang melakukan kunjungan selama enam hari ke China guna mempererat hubungan perdagangan yang baru-baru ini kembali membaik.
"Militer Tiongkok telah mengamati latihan-latihan ini sejak 2017 dan akan sangat tidak biasa jika mereka tidak melakukannya kali ini," ujar Pat Conroy, seperti dikutip dari AFP, Senin, 14 Juli 2025.
Baca Juga: Setengah Warga Negara Tuvalu Ajukan Pindah ke Australia, Ada Apa?
Sebagai informasi, lebih dari 30.000 prajurit dari 19 negara akan terlibat dalam latihan tahunan Talisman Sabre yang digelar di berbagai wilayah Australia dan Papua Nugini. Conroy menegaskan bahwa pihaknya akan mencermati setiap aktivitas dan keberadaan China terkait latihan ini.
"Kami tentu akan mengamati aktivitas mereka dan memantau keberadaan mereka di sekitar Australia," katanya kepada lembaga penyiaran publik ABC.
"Orang-orang mengamati latihan-latihan ini untuk mengumpulkan informasi intelijen seputar prosedur, spektrum elektronik, dan penggunaan komunikasi, dan kami akan menyesuaikannya agar dapat mengelola kebocoran tersebut," lanjutnya.
Wilayah Pasifik Selatan yang sangat strategis kini menjadi titik persaingan pengaruh diplomatik antara China dan negara-negara Barat yang menjadi rivalnya.
Baca Juga: Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Australia Tekuk Jepang dengan Skor Tipis 1-0
"Kita melihat dalam portofolio saya di Pasifik, China berusaha mengamankan pangkalan militer di kawasan ini," ucap Conroy, yang sebelumnya juga telah menyampaikan pandangan serupa.
"Kami bekerja sangat keras untuk menjadi mitra keamanan utama pilihan bagi kawasan ini, karena kami rasa itu bukanlah hal yang optimal bagi Australia."
Sebagai catatan, China diketahui telah menandatangani perjanjian keamanan rahasia dengan Kepulauan Solomon pada tahun 2022. Walau isi lengkap perjanjian itu belum dipublikasikan, Amerika Serikat beserta sekutunya, termasuk Australia, khawatir bahwa perjanjian tersebut berpotensi menjadi langkah awal pendirian pangkalan militer tetap oleh China.
Conroy mengatakan bahwa Australia menginginkan "kawasan yang seimbang di mana tidak ada yang didominasi dan tidak ada yang mendominasi".
Menanggapi isu tersebut, Kedutaan Besar China di Fiji menolak tudingan bahwa mereka berencana membangun pangkalan militer di wilayah tersebut, dan menyebutnya sebagai "narasi palsu" yang ditujukan untuk "motif tersembunyi".