Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menekankan bahwa batik bukan sekadar kain, melainkan bagian penting dari perjalanan sejarah Indonesia yang patut dilestarikan dan dibanggakan.
“Batik bukan hanya sebuah kain, tapi suatu perjalanan sejarah. Kita bisa melihat seperti apa evolusi dari berbagai budaya yang terpengaruh dalam suatu kain batik. Let’s remember this moment as something that’s sacred,” ujar Irene dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu, 26 Juli 2025
Dalam kesempatan tersebut, Irene juga mengajak generasi muda, khususnya para pengrajin batik, untuk terus menjaga dan mengembangkan warisan budaya ini sebagai bagian dari industri kreatif nasional yang berkualitas. Menurutnya, keterkaitan antara ekonomi kreatif dan kekayaan budaya sangat erat dan saling menguatkan.
Kementerian Ekonomi Kreatif sendiri secara konsisten mendorong diplomasi budaya dengan tujuan memperkenalkan batik sebagai warisan khas Indonesia kepada dunia. Setiap corak batik memiliki cerita tersendiri yang mencerminkan kearifan lokal dan sejarah panjang masyarakat Nusantara.
Baca Juga: Head to head Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam: Kental Aroma Balas Dendam
Salah satu contoh yang menjadi perhatian khusus adalah koleksi batik dari Batik Oey Soe Tjoen (OST), yang dikenal sebagai batik tulis halus tertua dan sangat diminati oleh para kolektor internasional.
Batik OST yang telah berdiri sejak 1925 di Kedungweni, Pekalongan, dikenal merekam sejarah panjang Indonesia dalam motif-motifnya yang kaya akan pengaruh budaya Jawa, Tionghoa peranakan, Eropa, Asia, dan Arab. Memasuki usia satu abad, OST menjadi salah satu simbol warisan budaya Indonesia yang terus eksis hingga kini.
Pameran bertajuk Karya 3 Generasi yang diadakan oleh Batik OST menjadi momen penting bagi para pecinta batik untuk menyaksikan secara langsung keindahan motif dan warna dari berbagai generasi pembatik. Dalam pameran ini, Irene menyoroti betapa pentingnya menjaga keberlanjutan batik tulis halus yang kini semakin langka.
Baca Juga: Kemenekraf Donasikan Buku ke RPTRA, Dorong Literasi Anak Lewat Ruang Kreatif
“Saya melihat batik yang mengikuti perkembangan zaman. Melalui pameran ini, saya amati ada konsistensi kain batik tercipta dari 3 generasi dan tiap generasi punya perbedaan keunikan dan autentik dari masing-masing pembatik,” ucapnya.
Sebagai bentuk perlindungan terhadap karya batik tulis, Kementerian Ekraf juga aktif memberikan dukungan melalui jaminan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), agar para perajin batik mendapatkan pengakuan dan hak atas karya mereka.
Dalam rangka memperingati 100 tahun perjalanan Batik OST, masyarakat dan pelaku ekonomi kreatif diundang untuk mengunjungi Pameran Batik Oey Soe Tjoen yang digelar di Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki (TIM), pada 25 Juli hingga 3 Agustus 2025.
Pameran kali ini mengusung tema “Keteguhan Hati Merawat Warisan”, yang mencerminkan makna mendalam bahwa sehelai kain batik menyimpan potensi besar sebagai alat diplomasi budaya sekaligus evolusi identitas bangsa. Diharapkan, generasi muda mampu melanjutkan estafet pelestarian serta promosi batik Indonesia ke dunia internasional.
“Mari, kita sebarkan batik dari Indonesia ke seluruh dunia lewat diplomasi batik,” tutup Irene Umar.
(Sumber: Antara)