A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

PR Clubhouse Indonesia Hadirkan Ruang Baru bagi Praktisi Komunikasi - Ntvnews.id

PR Clubhouse Indonesia Hadirkan Ruang Baru bagi Praktisi Komunikasi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Agu 2025, 15:53
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
PR Clubhouse Indonesia. Selasa, 5 Agustus 2025. PR Clubhouse Indonesia. Selasa, 5 Agustus 2025. (PR Clubhouse Indonesia)

Ntvnews.id, Jakarta - Sabtu, 2 Agustus 2025 menjadi momen kelahiran PR Clubhouse Indonesia, sebuah forum alternatif yang dirancang oleh para praktisi komunikasi untuk menciptakan ruang diskusi yang lebih inklusif dan hangat. Bertempat di The Plaza, IDN Media HQ, forum ini dihadiri oleh 100 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, profesional muda, hingga praktisi senior, dengan mengusung tema #UnmuteYourself.

Tidak seperti seminar formal yang kaku, PR Clubhouse hadir sebagai ruang dialog yang memungkinkan peserta bukan hanya untuk berbicara, tapi juga didengarkan. Forum ini mengawali edisi perdananya dengan sesi SUPERTALKS, standing talk yang menampilkan dua jenis pembicara: Superspeaker, yaitu profesional muda yang telah dikurasi, serta Special Guest, para praktisi senior di bidang komunikasi korporat dan publik.

Sesi pertama dibuka oleh Syifa Hidayati, Head of Corporate Communication LRT Jakarta, yang menyampaikan bahwa sebelum mewakili nama perusahaan, penting bagi seseorang untuk terlebih dahulu belajar merepresentasikan dirinya sendiri. Ia menekankan pentingnya membangun suara pribadi sebelum menyampaikan pesan institusi, sebuah hal yang kerap terabaikan dalam dunia PR yang dipenuhi tekanan pencitraan.

Baca Juga: Indonesia dan Australia Teken Kemitraan Strategis Baru untuk Transformasi Sistem Kesehatan

Ike Yuningsih, Senior PR Manager di DOKU, kemudian memberikan pandangan yang menyegarkan dengan menyamakan peran praktisi PR dengan ninja—jarang terlihat tapi berperan vital dalam memastikan pesan sampai dengan tepat. Ia juga menjelaskan secara praktis perbedaan antara PR dan marcomm, membuka pandangan peserta tentang posisi strategis komunikasi dalam organisasi modern.

Dari kalangan senior, hadir Michael Reza Say, Senior Vice President Public Affairs Danantara Indonesia, yang menyampaikan bahwa komunikasi yang baik justru terletak pada kemampuan untuk mendengarkan dan menyusun ulang pesan yang perlu disampaikan. Ia mengajak peserta untuk melihat komunikasi bukan sekadar alat persuasi, tetapi juga sebagai bentuk empati yang membutuhkan kepekaan terhadap konteks.

Sementara itu, Adra Janitra, Sekretaris Jenderal Public Affairs Forum Indonesia, menekankan pentingnya membangun kepercayaan dalam hubungan institusi dan pemangku kebijakan. Menurutnya, saat berbicara dengan pemerintah atau mitra eksternal, seseorang membawa nama institusi, sehingga kepercayaan terhadap dirinya menjadi sangat krusial. Ia juga menyoroti pentingnya pemetaan stakeholder sebagai fondasi komunikasi yang efektif, baik dalam menghadapi krisis maupun membangun relasi jangka panjang.

Setelah sesi utama, forum dilanjutkan dengan PR Mixer, di mana peserta dibagi ke dalam kelompok kecil untuk berdiskusi lebih intim. Mereka berbagi berbagai tantangan yang dihadapi dalam keseharian sebagai praktisi komunikasi, mulai dari tekanan untuk selalu terlihat baik di media sosial, dilema membangun personal branding di tengah profesionalisme, hingga perasaan terasing dalam organisasi yang belum memahami peran PR secara utuh.

Baca Juga: Proyek Konstruksi LRT Jakarta Fase 1B di Area Padat Terdapat Tantangan

Acara kemudian mencapai puncaknya dalam sesi #UnmuteYourself, forum mikrofon terbuka yang menghadirkan atmosfer santai dan jujur. Beberapa peserta maju untuk menyampaikan pemikiran dan pengalaman pribadi tanpa naskah dan tanpa skrip. Mereka berbagi keresahan, kekaguman, bahkan kelelahan yang selama ini tidak sempat disuarakan.

Menurut Arrozi Effendi, Founder PR Clubhouse Indonesia, forum ini lahir dari kegelisahan terhadap ruang diskusi yang makin kaku dan eksklusif. Ia mengatakan bahwa di tengah cepatnya perubahan dunia komunikasi, ada kebutuhan akan ruang yang lebih manusiawi, tempat di mana orang bisa belajar tanpa takut salah dan berbagi tanpa pencitraan.

Baginya, PR Clubhouse bukan soal pencitraan komunitas, tetapi tentang keberanian membangun ruang yang tulus. Ia menambahkan bahwa pertumbuhan paling bermakna dimulai dari koneksi yang jujur dan keberanian untuk saling mendengar.

Baca Juga: Microsoft Ungkap 10 Pekerjaan yang Paling Kebal Ancaman AI

Melihat antusiasme peserta, PR Clubhouse Indonesia berencana memperluas format kegiatannya. Tak hanya forum diskusi seperti SUPERTALKS, mereka akan menghadirkan sesi hangout, olahraga bersama, hingga percakapan santai yang tidak melulu tentang pekerjaan.

Tujuannya adalah membentuk ekosistem komunikasi yang terbuka, adaptif, dan saling mendukung. Sebab pada akhirnya, menjadi praktisi PR bukan hanya soal menyusun pesan, tetapi juga soal menciptakan ruang perjumpaan agar setiap suara, sekecil dan sesamar apa pun, memiliki tempat untuk tumbuh dan bersinar bersama.

 

x|close