Ntvnews.id, Madrid - Otoritas Spanyol mengevakuasi 44 anak yang mengalami luka atau sakit dari Gaza dalam sebuah misi yang dilakukan bersama organisasi internasional dan negara sekutu.
Dilansir dari AFP, Rabu, 13 Agustus 2025, anak-anak tersebut beserta keluarganya dipindahkan ke berbagai wilayah di Spanyol untuk mendapatkan perawatan medis. Mereka juga memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan suaka.
Menteri Migrasi Spanyol, Elma Saiz, menyebut operasi ini sebagai "solidaritas dan kerja sama internasional menyelamatkan nyawa".
Baca Juga: Puan Desak PBB Segera Akhiri Bencana Kemanusiaan di Gaza
Pemerintahan Perdana Menteri Pedro Sanchez dikenal sebagai salah satu pengkritik paling vokal di Uni Eropa terhadap operasi militer Israel di Gaza. Data Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 61.499 orang, mayoritas warga sipil.
Dukungan terhadap Palestina Merdeka
Semakin banyak negara di dunia yang mengakui kedaulatan Palestina. Terbaru, Australia dan Selandia Baru menyatakan kesiapan mereka untuk mengakui Palestina sebagai negara.
Baca Juga: Buntut Ingin Caplok Gaza, Jerman Lakukan Hal yang Buat Israel Ketar-ketir
Saat ini, Palestina memiliki status non-member permanent observer state di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang memungkinkan mereka ikut serta dalam seluruh proses PBB, kecuali memberikan suara pada rancangan resolusi dan keputusan di badan-badan utama seperti Dewan Keamanan, Majelis Umum, dan enam komite utama PBB.
Dilaporkan Al Jazeera pada Senin, 11 Agustus 2025, sebanyak 147 dari 193 negara anggota PBB, atau sekitar 75 persen komunitas internasional, telah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Beberapa negara yang baru-baru ini mengambil langkah tersebut antara lain Spanyol, Irlandia, Slovenia, dan Meksiko, dengan pengakuan yang diberikan antara tahun 2024 hingga 2025.