Dompet Dhuafa Tegaskan untuk Terus Hadir Memerdekakan Masyarakat dari Jerat Kemiskinan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Agu 2025, 15:57
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Dompet Dhuafa Gelar Sarasehan Tokoh Bangsa Jelang HUT RI ke-80 Dompet Dhuafa Gelar Sarasehan Tokoh Bangsa Jelang HUT RI ke-80 (Tangkapan Layar YouTube)

Ntvnews.id, Jakarta - Republik Indonesia (RI) memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 pada 17 Agustus 2025, dengan salah satu tantangan besar yang dihadapi yakni mewujudkan kemerdekaan dari kemiskinan. Dalam momentum tersebut, diselenggarakan Dialog Kebangsaan bertajuk “Merajut Kebersamaan Mewujudkan Merdeka dari Kemiskinan” di Gedung Philanthropy, Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2025.

Ketua Yayasan Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, memaparkan bahwa angka kemiskinan sempat melonjak tajam pada krisis ekonomi 1998 dan pandemi COVID-19. Karena itu, mengentaskan kemiskinan menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama yang membutuhkan kolaborasi semua pihak.

“Jadi kita perlu mengatasi bersama,” ujarnya.

Baca Juga: Dompet Dhuafa dan Gramedia Kolaborasi Ajak Publik Peduli Anak Yatim Lewat Kampanye 'Muliakan Anak Yatim'

Ia menambahkan, pihaknya mengundang berbagai tokoh nasional untuk memaparkan ide-ide dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Tokoh-tokoh tersebut antara lain cendekiawan Yudi Latif, mantan Komisioner KPK Bambang Widjojanto, hingga pengurus MUI Zaitun Rasmin.

“Hari ini Dompet Dhuafa sengaja mengundang bapak-ibu semua untuk berbicara untuk menyampaikan gagasan dan usulan. Yang levelnya bisa bersifat strategi, program atau bahkan program praktis,” tambahnya.

Baca Juga: Nature 2025: Dompet Dhuafa Dorong Ketahanan Pangan Lewat Pertanian dan Peternakan Komunitas

Pendiri Dompet Dhuafa, Parni Hadi, menegaskan komitmen lembaganya untuk terus hadir memerdekakan masyarakat dari jerat kemiskinan. Ia mengingatkan bahwa peringatan HUT RI seharusnya menjadi momen untuk meneguhkan tekad tersebut.

“Kita merayakan kemerdekaan dengan tekat merdeka dari belenggu penjajahan kemiskinan,” katanya.

Sementara itu, Bambang Widjojanto mengingatkan bahwa selalu ada harapan untuk Indonesia bebas dari kemiskinan. Ia menekankan pentingnya menjadikan masyarakat miskin atau mustahik sebagai subjek utama pembangunan.

“Kita ingin menghidupkan harapan. Tapi dengan memeriksa kenyataan dengan jujur,” ungkapnya.

x|close