Kemendikdasmen Imbau Film Kebangsaan Gunakan Judul Bahasa Indonesia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Agu 2025, 02:30
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Arsip - Film Arsip - Film (Antara)

Ntvnews.id, Pekanbaru - Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikdasmen, Hafidz Muksin, mengimbau agar film yang bertujuan menumbuhkan kecintaan terhadap bangsa dan negara, seperti "Merah Putih: One for All", sebaiknya menggunakan Bahasa Indonesia dalam judulnya.

Usai menghadiri sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 2 Tahun 2025 di Pekanbaru, Riau, Jumat, Hafidz menegaskan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang wajib dijunjung tinggi, terlebih menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia.

"Diharapkan apalagi film itu memang memiliki nuansa untuk pembinaan terhadap generasi muda, menumbuhkan sikap positif masyarakat terhadap Bahasa Indonesia, menumbuhkan karakter dan kecintaan terhadap bangsa Indonesia maka selayaknya menggunakan Bahasa Indonesia yang baik," ujarnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Hafidz menanggapi polemik film animasi "Merah Putih: One for All" yang menuai kritik karena penggunaan Bahasa Inggris pada judulnya, padahal film tersebut diputar menjelang peringatan 17 Agustus.

Baca Juga: Indonesia Tegaskan Tak Pernah Berunding dengan Israel Soal Gaza

Hafidz mengingatkan bahwa kedaulatan bahasa Indonesia telah ditegaskan sejak Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang menjadi tonggak komitmen bangsa untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Ia menambahkan, pihaknya terus mendorong implementasi penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, khususnya di ruang publik serta dalam dokumen resmi, termasuk yang diterbitkan pemerintah daerah.

Terkait Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 2 Tahun 2025 tentang Pedoman Pengawasan Penggunaan Bahasa Indonesia, Hafidz menjelaskan bahwa pengawasan dilakukan melalui sosialisasi, pemantauan, pendampingan, dan evaluasi. Sosialisasi menjadi langkah utama untuk mencegah kesalahan penggunaan bahasa, sekaligus memastikan prioritas Bahasa Indonesia dibandingkan bahasa asing.

"Apalagi sekarang Bahasa Indonesia sudah ditetapkan sebagai bahasa resmi sidang umum UNESCO. Ini tentu menjadi salah satu hal yang patut kita banggakan," tuturnya.

(Sumber : Antara)

x|close