Peneror Bom Sekolah Elit di Tangsel Minta Tebusan USD 30 Ribu Bitcoin

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Okt 2025, 13:07
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Gambar tangkap layar bukti pasan WhatsApp aksi ancaman bom di dua swkolah internasional di Tangerang, Banten. (ANTARA/HO-Polres Tangerang Selatan) Gambar tangkap layar bukti pasan WhatsApp aksi ancaman bom di dua swkolah internasional di Tangerang, Banten. (ANTARA/HO-Polres Tangerang Selatan) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Dua sekolah internasional di wilayah Tangerang Selatan digemparkan oleh ancaman bom yang dikirim melalui pesan WhatsApp dan email oleh orang tak dikenal. Pelaku yang menggunakan nomor luar negeri, diduga berasal dari Nigeria, menuntut uang tebusan sebesar USD 30 ribu agar bom yang disebut telah dipasang tidak diledakkan.

Dalam pesan tersebut, pelaku mengaku telah menanam bom di lingkungan sekolah dan memberikan waktu 45 menit bagi pihak sekolah untuk mentransfer uang tebusan ke alamat bitcoin yang disertakan dalam pesan ancaman.

“Pesan ini untuk semua orang, kami telah memasang bom di sekolah kalian. Bom tersebut akan meledak dalam 45 menit. Bila kamu tidak membayar kami 30.000 dolar AS ke alamat bitcoin kami,” demikian isi pesan ancaman yang diterima pihak sekolah, Rabu, 8 Oktober 2025. 

Pelaku juga memperingatkan agar pihak sekolah tidak melapor ke polisi. Dalam pesannya, dia mengancam akan segera meledakkan bom jika pihak sekolah mencoba meminta bantuan aparat.

“Jika kamu tidak mengirimkan uang tersebut, kami akan segera meledakkan perangkat itu. Laporkan ke polisi, kami akan meledakkannya di tempat itu,” lanjut ancaman tersebut.

Baca Juga: Polisi Pastikan Tak Ada Bom di Sekolah Internasional Tangsel

Dua sekolah yang menjadi sasaran teror adalah Jakarta Nanyang School di kawasan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, dan Mentari Intercultural School di Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Menanggapi laporan itu, Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang memastikan bahwa hasil pemeriksaan di kedua lokasi menunjukkan tidak ditemukan adanya bahan peledak seperti yang diancamkan oleh pelaku.

“Hasilnya tidak ditemukan adanya bom atau bahan peledak sesuai dengan informasi teror yang disampaikan,” ujar Victor kepada wartawan.

Victor menjelaskan bahwa ancaman bom tersebut diterima dalam waktu berbeda. Jakarta Nanyang School menjadi target pertama pada pagi hari, sedangkan ancaman terhadap Mentari Intercultural School menyusul pada siang hari.

“Pertama, kami mendapatkan informasi adanya teror dengan dugaan bom di Jakarta Nanyang School,” jelasnya.

“Siangnya, kami kemudian mendapatkan laporan dari Kapolsek Pondok Aren tentang ancaman serupa yang diterima Sekolah Mentari Intercultural School di kawasan Bintaro,” tambahnya.

Saat ini, polisi tengah menelusuri jejak digital pengirim pesan untuk mengidentifikasi pelaku di balik teror tersebut. Aparat juga mengingatkan masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah panik terhadap informasi serupa sebelum ada hasil penyelidikan resmi dari pihak berwenang.

x|close