Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah video yang menampilkan aksi kekerasan terhadap dua siswa Bintara (Seba) di Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial, memicu kemarahan publik. Dalam rekaman itu, seorang anggota polisi terlihat memukul dan menendang kedua siswa yang hanya berdiri pasrah.
Pelaku kekerasan diketahui adalah Bripda Torino Tobo Dara, anggota Ditsamapta Polda NTT dengan NRP 04110942. Ia baru dilantik sebagai Bintara pada 2024 dan mulai bertugas per 12 Februari 2025. Di awal video, kedua siswa sempat menjelaskan status mereka kepada sang senior.
“Ijin bang, kami siswa Bintara,” ujar salah satu siswa.
Baca Juga: 25 Tahun Menanti, Transmigran Ponu di NTT Akhirnya Bawa Pulang Sertifikat Hak Milik
Namun, pernyataan tersebut tidak digubris, dan pelaku tetap melanjutkan tindak kekerasan. Kejadian ini memantik reaksi keras dari publik. Banyak warganet menilai tindakan tersebut mencerminkan budaya senioritas yang masih kuat dan bertentangan dengan tugas kepolisian sebagai pelindung masyarakat.
Kapolda NTT langsung menindaklanjuti laporan awal insiden yang terjadi pada Kamis, 13 November 2025. Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novica Chandra, menyatakan bahwa penanganan kasus ini berada di bawah pengawasan langsung Kapolda NTT, Irjen Pol Rudi Darmoko.
“Tidak ada toleransi terhadap pelanggaran disiplin maupun etika, khususnya yang berkaitan dengan tindakan kekerasan. Kapolda NTT telah memberikan arahan agar kasus ini ditangani tuntas oleh Bidang Propam,” ujar Henry.
Baca Juga: Le Minerale Tegaskan Keaslian Air Pegunungan Lewat Label Mineral pada Kemasan
Pihak keluarga kedua siswa telah mendatangi Mako Polda NTT. Setelah pendekatan persuasif, keluarga menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada Polda NTT. Henry memastikan proses penanganan akan dilakukan secara profesional dan transparan.
Bidpropam Polda NTT segera melakukan serangkaian langkah penanganan, mulai dari memeriksa kedua siswa korban, mengamankan dan menginterogasi Bripda Torino Tobo Dara, hingga memeriksa saksi kunci yang merekam kejadian. Pemeriksaan medis terhadap kedua siswa, KLK dan JSU, tidak menemukan luka atau memar.
Henry menekankan bahwa kasus ini menjadi momentum bagi Polda NTT untuk menegaskan komitmen dalam pembinaan personel.
“Kekerasan tidak memiliki tempat di lingkungan Polri. Kami berharap kejadian seperti ini tidak kembali terjadi,” paparnya.
Berdasarkan pemeriksaan awal, insiden itu diduga dipicu oleh kekesalan pelaku terkait persoalan rokok dan laporan siswa kepada anggota Polda NTT.
Oknum Polisi Pukul Siswa Bintara (Instagram)