A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Mendikdasmen Jelaskan Skema Kurikulum Pendidikan Selama Masa Tanggap Darurat Bencana - Ntvnews.id

Mendikdasmen Jelaskan Skema Kurikulum Pendidikan Selama Masa Tanggap Darurat Bencana

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Des 2025, 21:45
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Mendikdasmen Abdul Mu'ti dalam konferensi pers terkait penanganan sekolah terdampak bencana di Aceh dan Sumatera di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa 30 Desember 2025. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari. Mendikdasmen Abdul Mu'ti dalam konferensi pers terkait penanganan sekolah terdampak bencana di Aceh dan Sumatera di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa 30 Desember 2025. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti memaparkan sejumlah skenario penerapan kurikulum selama masa tanggap darurat bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang akan diterapkan pada pembelajaran semester genap tahun 2026.

Abdul Mu'ti menjelaskan, pada masa tanggap darurat selama 0 hingga 3 bulan, kurikulum diterapkan di sekolah-sekolah yang tidak membutuhkan perbaikan bangunan secara besar-besaran. Pada fase ini, penyesuaian kurikulum dilakukan dengan menitikberatkan pada kurikulum minimum esensial, yang disederhanakan menjadi kompetensi dasar, seperti literasi dasar, numerasi dasar, kesehatan dan keselamatan diri, dukungan psikososial, serta pengetahuan mitigasi bencana.

"Kemudian juga pengembangan bahan belajar darurat, metode pembelajaran yang bersifat adaptif, artinya sangat fleksibel metode pembelajarannya. Kemudian, dukungan psikososial terintegrasi dalam pembelajaran, dan asesmen yang sangat sederhana, tidak ada asesmen formatif atau sumatif yang kompleks. Fokus pada kehadiran, keamanan, dan kenyamanan murid," katanya dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa.

Lebih lanjut, Mu'ti menyampaikan skenario kedua yang berlaku dalam rentang waktu 3 hingga 12 bulan. Skenario ini diterapkan karena sebagian sekolah memerlukan pembangunan kembali yang memakan waktu cukup lama. Pada tahap ini, kurikulum yang digunakan bersifat adaptif berbasis krisis dengan mengintegrasikan materi mitigasi bencana ke dalam mata pelajaran yang relevan.

Baca Juga: Besok Kemendikdasmen Berikan Hasil TKA kepada Majelis Rektor PTN

"Kemudian, program pemulihan pembelajaran, pembelajaran fleksibel dan diferensiasi. Jadwal disesuaikan dengan kondisi siswa yang mungkin masih mengungsi, penerapan blended atau hybrid learning jika memungkinkan, dan pengelompokan berdasarkan tingkat capaian murid," ujar dia.

Untuk sistem penilaian pada masa transisi, Abdul Mu'ti menyebutkan bahwa asesmen dilakukan berbasis portofolio atau unjuk kerja sederhana. Selain itu, diterapkan remedial berkelanjutan bagi murid yang terdampak berat, serta penilaian terhadap perkembangan sosial dan emosional peserta didik.

Sementara itu, skenario ketiga berupa tahap pemulihan lanjutan dengan rentang waktu 1 hingga 3 tahun. Hal ini dilakukan karena sejumlah sekolah mengalami kerusakan total dan harus dibangun ulang, sehingga proses pembangunan membutuhkan waktu lebih dari satu tahun.

"Maka, mereka belajar dengan integrasi permanen pendidikan kebencanaan, penguatan kualitas pembelajaran, dan pembelajaran inklusif berbasis ketahanan, serta sistem monitoring dan evaluasi pendidikan darurat. Ini yang terkait dengan pembelajaran yang nanti kita rencanakan dimulai pada tanggal 5 Januari 2026 yang akan datang," tuturnya.

 

(Sumber : Antara)

x|close