Kericuhan di negara Asia Selatan itu berpusat pada tuntutan mengubah sistem kuota pada pekerjaan layanan publik, yang menurut mahasiswa tidak adil.
Saat ini kuota tersebut telah dikurangi menjadi 7 persen yang sebelumnya 56 persen, termasuk 5 persen diperuntukkan bagi keturunan veteran perang kemerdekaan.
Sebagian korban tewas, yang mencapai 201 orang, dilaporkan akibat luka tembak selama aksi protes, menurut harian lokal Prothom Alo.