Ntvnews.id
"Ketersediaan stok beras nasional dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya hingga akhir Ramadhan 2025," kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto dalam keterangannya di Jakarta, Minggu 3 Maret 2025.
Suyamto menyatakan bahwa Bulog telah mengambil berbagai langkah untuk menjaga stabilitas pasokan beras selama Ramadhan, dengan memastikan ketersediaan stok yang mencukupi, baik dari cadangan beras pemerintah (CBP) maupun hasil pembelian gabah dari petani lokal.
“Untuk saat ini total stok beras yang dikuasai Perum Bulog kurang lebih sebanyak 1,9 juta ton,” ujar Suyamto.
Baca juga: Polda Metro Bakal Tindak Pedagang yang Jual Beras di Atas Harga Eceran Tertinggi
Bulog memastikan ketersediaan stok beras hingga akhir Ramadhan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan kelangkaan.
Untuk menjaga stabilitas harga, Bulog juga menggelar operasi pasar pangan murah di berbagai daerah, menekan lonjakan harga beras, gula, dan kebutuhan pokok lainnya.
Selain itu, Bulog akan menstabilkan harga beras di tingkat produsen dan konsumen selama bulan puasa.
"Untuk beras kita melaksanakan stabilisasi di tingkat produsen, petani kita cek harganya. Di konsumen juga kita jaga harganya,” tuturnya.
Suyamto menjelaskan bahwa operasi pasar pangan murah digelar di lokasi-lokasi strategis dengan menggandeng pemerintah daerah, Pos Indonesia, ID Food, serta BUMN terkait guna memperluas distribusi bahan pangan ke masyarakat.
Baca juga: Mentan Amran Sidak ke Toko di Magelang, Ternyata Nemu Beras yang Jual di Atas Harga Eceran
"Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat memperoleh bahan pokok dengan harga yang lebih stabil," ucapnya.
Perum Bulog tidak hanya menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga, tetapi juga ditugaskan pemerintah untuk menyerap gabah petani guna memperkuat ketahanan pangan nasional.
Bulog membeli gabah kering panen (GKP) dari petani sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Langkah ini bertujuan memastikan pasokan beras tetap terjaga serta memberikan harga yang adil bagi petani.
Suyamto menjelaskan bahwa pengadaan gabah juga berperan dalam menjaga Cadangan Beras Pemerintah (CBP), yang menjadi indikator utama swasembada pangan.
"CBP sangat penting karena salah satu indikator utama apakah kita swasembada atau tidak, bagaimana atau berapa jumlah cadangan yang ada di gudang Bulog terkait dengan pengadaan,“ jelasnya.
Baca juga: Jelang Ramadan Stok Beras di Gudang Bulog Tembus 1,9 Juta Ton
Bulog juga mengajak petani untuk menjual gabah langsung kepada mereka demi menjaga harga tetap stabil. Melalui skema ini, Bulog berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menekan lonjakan harga beras di pasaran.
"Dan kita olah di sarana-sarana pengelolaan kita juga untuk menambah kapasitas pengolahan kita juga kerjasama dengan mitra-mitra Bulog," tambahnya.
Bulog menegaskan komitmennya dalam menjaga kelancaran distribusi bahan pangan dan stabilitas harga di seluruh Indonesia.
“Melalui kerja sama antara Bulog, pemerintah, dan seluruh masyarakat, kami optimis dapat menjaga kestabilan pasokan dan harga bahan pangan, serta memberikan manfaat yang nyata kepada petani dan konsumen di seluruh Indonesia,” kata Suyamto.
(Sumber: Antara)