Namun, Bahlil menyebut kondisi ini berbalik berbanding terbalik, di mana saat ini Indonesia impor minyak 1 juta barel per hari.
"Jadi apa yang terjadi di tahun 1996-1997 kita ekspor sekarang berbalik kita impor dengan jumlah yang sama. Ini kira-kira masalah negara kita," sambungnya.
Sehingga, Bahlil menegaskan bila Indonesia tidak mampu mengatasi penurunan lifting minyak dan gas bumi, maka jangan pernah bermimpi akan menuju kedaulatan energi.
"Jadi kalau tidak kita mampu mengatasi lifting maka jangan pernah bermimpi kita ini akan menuju kepada kedaulatan energi," tandasnya.