Ntvnews.id, Wasington DC -Singa laut dikenal sebagai hewan yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dan gemar bermain. Namun belakangan ini, sebagian dari mereka mulai menunjukkan perilaku agresif dengan menyerang manusia di laut.
Dilansir dari CNN International, Sabtu, 12 April 2025, insiden penyerangan tersebut terjadi di sepanjang garis pantai California Selatan yang membentang sekitar 112 kilometer. Para ahli mengungkapkan bahwa penyebab perilaku tak biasa ini berkaitan dengan kondisi laut yang tercemar dan beracun, tempat singa laut tersebut hidup.
Laporan mencatat adanya peningkatan luar biasa dalam jumlah singa laut yang jatuh sakit. Bahkan banyak di antaranya yang dilaporkan mati.
Salah satu korban adalah Pheobe Beltran, remaja 15 tahun asal Long Beach, yang mengalami serangan pada 30 Maret ketika tengah berenang. Seekor singa laut menggigit lengan kanannya.
Baca Juga: Penyelundupan Hewan Langka Digagalkan Lagi di Bandara
"Saya sangat takut, sangat terkejut, tapi saya masih merasakan sakit yang luar biasa di lengan saya, muncul berulang kali," tutur Beltran.
Saat kejadian, ia sedang menjalani uji coba berenang sejauh 1.000 meter untuk seleksi penjaga pantai junior. Setelah insiden tersebut, lengan Beltran tampak dipenuhi bekas gigitan, memar, dan goresan. Beruntung, ia tidak membutuhkan jahitan.
Beberapa hari sebelumnya, pada 21 Maret, kejadian serupa menimpa seorang peselancar di wilayah Ventura County dekat Oxnard. Ia juga diserang oleh singa laut di laut lepas, yang meninggalkan trauma mendalam.
"Singa laut itu keluar dari air, meluncur ke arahku dengan kecepatan tinggi dan ekspresinya liar, hampir seperti setan, tanpa rasa ingin tahu atau keceriaan yang selalu saya asosiasikan dengan singa laut," ujar korban bernama LaMendola.
LaMendola kemudian membagikan kisah menyeramkan itu melalui media sosial, menggambarkan bagaimana singa laut tersebut terus membuntutinya hingga ke tepian pantai.
Para pakar menduga penyebab utama dari perilaku agresif ini adalah toksikosis akibat asam domoat, racun yang dihasilkan oleh ganggang berbahaya yang kerap memunculkan fenomena red tide atau gelombang merah.
Baca Juga: Pencurian Hewan Ternak di Bekasi Resahkan Warga, Aksi Pelaku Terekam CCTV
John Warner, CEO dari Pusat Perawatan Mamalia Laut di Los Angeles, menjelaskan bahwa banyak singa laut yang ditemukan dalam kondisi nyaris koma saat terdampar.
"Singa laut datang dalam keadaan hampir koma saat mereka terdampar. Ada sesuatu yang terjadi pada pertumbuhan ganggang yang tampaknya lebih buruk dalam berbagai kondisi," jelas Warner.
"Namun, dari segi volume, ini adalah yang terburuk yang pernah kami lihat," tambahnya, seraya menyebut bahwa lumba-lumba juga terkena dampak dari kondisi tersebut.
Racun yang menyerang sistem saraf ini masuk melalui makanan yang dikonsumsi singa laut. Akibatnya, mereka mengalami kesulitan bernapas dan kejang-kejang, termasuk gejala bernama stargazing, yakni saat hewan menengadahkan kepala ke belakang dalam posisi tidak wajar dan mata tertutup.
"Ketika mereka terkena racun ini, mereka kehilangan akal sehatnya," terang Warner.
"Mereka ketakutan. Mereka benar-benar bingung dan ketakutan. Mereka benar-benar tidak mengerti di mana mereka berada. Mereka berjuang untuk keluar dari air, agar tidak tenggelam," imbuhnya.