Ntvnews.id, Jakarta - Pabrik sepatu milik PT Dwi Prima Sentosa yang berlokasi di Desa Karangtengah Prandon, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dilanda kebakaran hebat pada Senin dini hari. Insiden tersebut menghanguskan sekitar 150 ribu pasang sepatu dan sandal, yang seluruhnya dipersiapkan untuk ekspor, sehingga menimbulkan kerugian materi yang ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Ngawi, AKP Aris Gunadi, selain membakar ratusan ribu pasang produk jadi, kobaran api juga merusak bangunan gudang secara signifikan. Kerusakan tersebut diperkirakan menyebabkan kerugian hingga Rp50 miliar, menjadikannya sebagai salah satu peristiwa kebakaran terbesar yang pernah terjadi di wilayah Ngawi dalam beberapa tahun terakhir.
"Kebakaran terjadi Senin dini hari dan api benar-benar padam sekitar pukul 10.30 WIB. Proses pemadaman memakan waktu karena hidran tidak berfungsi dan titik api sulit dijangkau," kata Aris Gunadi kepada media.
Ia menambahkan bahwa gudang tersebut menyimpan berbagai material yang mudah terbakar, sehingga api dengan cepat membesar dan sulit dikendalikan. Di dalamnya terdapat bahan-bahan seperti karet, lem, serta sepatu dan sandal yang telah selesai diproduksi dan siap dikirim untuk ekspor.
Sebanyak tujuh unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk menangani kobaran api, tidak hanya berasal dari Ngawi, tetapi juga didatangkan dari Kota dan Kabupaten Madiun. Proses pemadaman dilakukan secara gotong royong oleh tim gabungan yang terdiri dari petugas damkar, BPBD, TNI-Polri, serta para relawan.
Baca juga: Kebakaran Pabrik di Pelabuhan Muara Baru, Kerugian Ditaksir Capai Rp26 Miliar
Setelah api berhasil dipadamkan dan suhu di lokasi mulai menurun, pihak Polres segera memasang garis polisi dan melakukan pemeriksaan awal di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Kami akan lakukan penyelidikan menyeluruh, termasuk kemungkinan adanya unsur kelalaian," ucap Aris.
Ia juga menyampaikan bahwa pihak kepolisian akan bekerja sama dengan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polda Jawa Timur untuk menyelidiki penyebab pasti terjadinya kebakaran. Selain itu, sejumlah saksi, termasuk petugas keamanan dan staf gudang, dijadwalkan akan dimintai keterangan dalam waktu dekat guna mendukung proses penyelidikan.
Kepada wartawan, petugas keamanan pabrik, Riki Hidayat, menjelaskan bahwa kebakaran bermula dari area gudang. Ia menduga sumber api berasal dari korsleting listrik pada perangkat pendingin ruangan (AC) yang berada di lokasi tersebut.
"Sempat tercium bau kabel terbakar. Setelah dicek ternyata api sudah muncul dari salah satu unit AC dan membakar bahan di sekitarnya," jelas Riki Hidayat.