A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Pakar Pede Ekonomi RI 2025 Bisa Tumbuh di Atas 5 Persen - Ntvnews.id

Pakar Pede Ekonomi RI 2025 Bisa Tumbuh di Atas 5 Persen

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Mei 2025, 16:40
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kolam Bundaran HI. (Antara) Kolam Bundaran HI. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Pakar Ekonomi dan Kebijakan Publik Dr Anzori Tawakal mengatakan, pihak-pihak yang menyatakan pesimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 ini hanya karena melihat tren jangka pendek saja padahal ekonomi tahun ini bisa tumbuh di atas 5 persen.

"Saya yakin optimis ekonomi kita akan tumbuh di atas 5 persen di triwulan ketiga dan keempat 2025. Mereka yang membangun narasi pesimis ini hanya melihat jangka pendek saja, kalau tren jangka pendek bisa saja kita terima sebagai kritikan untuk menggerakkan lebih cepat perekonomian," ucap Anzori, Selasa 21 Mei 2025.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan pertumbuhan ekonomi harus dilihat secara komprehensif kumulatif tahunan, berbagai sektor pertumbuhan dan prospek pertumbuhan mesti dianalisis secara komprehensif.

Perekonomian tahunan tidak bisa dilihat hanya karena pertumbuhan pada triwulan pertama sedikit melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Industri Ekspor Terjepit Tarif AS, Penguatan Ekonomi Lokal Jadi Keniscayaan

"Yang merasa pesimis atas melambatnya 0,9 poin pertumbuhan ekonomi kita triwulan pertama 2025, saya pikir analisis teman-teman tidak melihat tren pertumbuhan ekonomi, itu bukan hanya dilihat sari triwulan saja,tetapi kita harus melihat secara utuh," ungkapnya.

Pertumbuhan sedikit melambat, penyebabnya karena sarapan belanja pemerintah di triwulan pertama ini belum optimal baik belanja fisik, serta termasuk program-program prioritas Presiden Prabowo.

"Lambatnya penyerapan anggaran di triwulan pertama karena kementerian dan lembaga juga sedang menyiapkan program yang akan direalisasikan, sedang persiapan. Nanti kita lihat di triwulan berikutnya program pemerintah sudah jalan, pembangunan infrastruktur, program presiden" katanya.

Anzori mengatakan ketika program kementerian lembaga, pembangunan fisik, dan serapan UMKM efektif mulai berjalan pada triwulan kedua 2025, baru mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia bergerak.

"Ketika APBN mulai terserap, belanja pemerintah yang rata-rata menyokong 9-10 persen pertumbuhan mulai optimal, maka juga akan mendorong sisi konsumsi masyarakat yang porsinya cukup besar lebih dari 50 persen mendorong perekonomian," kata dia.

Baca juga: 10 Provinsi dengan Tingkat Perceraian Tertinggi, Ekonomi Jadi Penyebab Kedua

Sampai Mei 2025 ini menurut dia daya beli masyarakat masih cukup stabil yang membuktikan sektor konsumsi masih pada relnya di 2025 ini.

"Kalau kita lihat daya beli masyarakat itu stabil, buktinya kita masih di angka 2 sampai 3 persen, menunjukkan daya beli masyarakat stabil, tidak ada alasan mengatakan daya beli masyarakat itu rendah, memang ada PHK tapi tidak memberikan efek signifikan terhadap daya beli masyarakat," kata dia.

Lebih lanjut program Presiden Prabowo Subianto juga Koperasi Desa Merah Putih sudah mulai berjalan. Menurut dia ada sekitar 80.000 yang akan mendapatkan dana sekitar Rp3-5 miliar per koperasi yang dikelola di tingkat desa.

"Akan mendapatkan bantuan sekitar Rp400 triliun, ini luar biasa, artinya kalau terserap akan memberikan efek kejut pada pertumbuhan ekonomi kita, roda perekonomian desa akan tumbuh pesat," ungkapnya.

Tidak hanya itu, sektor pangan, swasembada juga ikut akan mendorong perekonomian Indonesia lebih tinggi. Program ketahanan pangan akan menjaga kestabilan harga komoditas, yang tentunya meningkatkan daya beli para petani.

Baca juga: ASRIM Ajak Jaga Stabilitas Industri Minuman di Tengah Tantangan Ekonomi 2025

"Pemerintah sedang mempersiapkan ketahanan pangan, bukti ketahanan pangan, produksi beras dan jagung kita di atas produksi seluruh era pemerintahan sebelumnya, kita di atas rata-rata nasional, dan bahkan kita belum mengimpor beras dan jagung. Ini hal yang positif, artinya secara pendapatan, nilai tukar petani akan meningkat, dan dengan itu daya beli petani juga akan meningkat, itu hal yang sangat positif," ucapnya.

Kemudian program makan bergizi gratis akan mendukung kecukupan kebutuhan gizi anak-anak, yang artinya juga meringankan beban yang harus dikeluarkan keluarga untuk kebutuhan makanan.

Program MBG tentu juga akan menstimulasi berbagai sumber-sumber pertanian daerah, pasar dan UMKM.

"Ada multiplier effect dari program MBG dan Koperasi Desa Merah Putih, saya rasa dua sektor ini kalau optimal bisa menyumbangkan 1-2 persen pertumbuhan ekonomi. Ekonomi Indonesia bukan tidak mungkin tumbuh pada angka 6 persen atau lebih," tandasnya. (Sumber:Antara)

x|close