Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa nilai impor Indonesia pada April 2025 mencapai 20,59 miliar dolar AS, meningkat tajam sebesar 21,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Impor migas sebesar 2,52 miliar dolar AS atau turun 15,57 persen secara tahunan. Impor non-migas adalah sebesar 18,07 miliar dolar AS dan mengalami peningkatan secara tahunan yaitu sebesar 29,86 persen," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, di Jakarta, Senin (2/6).
Pudji menjelaskan bahwa lonjakan impor secara tahunan ini sebagian besar ditopang oleh pertumbuhan impor non-migas, yang memberikan kontribusi sebesar 24,59 persen terhadap total peningkatan.
Lebih lanjut, BPS mencatat bahwa seluruh golongan barang mengalami peningkatan impor secara tahunan pada April 2025. Nilai impor barang konsumsi naik 18,46 persen, bahan baku dan penolong—yang menyumbang 72,73 persen dari total impor—mengalami kenaikan, dan impor barang modal melonjak sebesar 36,28 persen.
Secara kumulatif, nilai impor Indonesia dari Januari hingga April 2025 mencapai 76,29 miliar dolar AS, tumbuh 6,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Rinciannya, impor migas mencapai 11 miliar dolar AS (turun 8,27 persen), sementara impor non-migas tercatat sebesar 65,29 miliar dolar AS (naik 9,18 persen).
Baca juga: Presiden Prabowo Setuju Usulan Mentan Amran Stop Impor Ubi Kayu, Fokus Lindungi Petani Lokal
"Menurut penggunaannya, secara kumulatif peningkatan nilai impor terjadi pada bahan baku penolong dan barang modal. Nilai impor bahan baku penolong mencapai 55,35 miliar dolar AS atau naik 5,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan memberikan andil peningkatan sebesar 3,89 persen," jelas Pudji.
Tiga komoditas utama dalam kategori non-migas yang paling banyak diimpor Indonesia sepanjang Januari hingga April 2025 adalah mesin dan peralatan mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik, serta kendaraan beserta komponennya.
Ketiga komoditas tersebut menyumbang sekitar 36,05 persen dari total impor non-migas nasional pada periode tersebut.
Rinciannya, nilai impor mesin dan peralatan mekanis mencapai 10,75 miliar dolar AS dengan volume 1,38 juta ton. Disusul mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 9,35 miliar dolar AS (0,54 juta ton), dan kendaraan beserta bagiannya sebesar 3,45 miliar dolar AS (0,52 juta ton).
Sementara itu, Tiongkok tercatat sebagai negara mitra dagang utama untuk impor non-migas, dengan kontribusi sebesar 39,48 persen terhadap total impor non-migas Indonesia selama empat bulan pertama 2025.
Total nilai impor non-migas dari Tiongkok mencapai 29,77 miliar dolar AS, dengan komoditas utama mencakup mesin dan peralatan mekanis (5,81 miliar dolar AS), mesin dan perlengkapan elektrik (5,37 miliar dolar AS), serta kendaraan dan bagiannya (1,41 miliar dolar AS).
Jepang dan Thailand menyusul sebagai negara asal impor terbesar kedua dan ketiga, masing-masing berkontribusi 7,72 persen dan 4,79 persen terhadap total impor non-migas Indonesia.
Baca juga: SKK Migas Ajak Investor Jajaki Potensi Hulu Migas di RI
(Sumber: ANTARA)