Ntvnews.id, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dikabarkan mengajukan suntikan modal sebesar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp8,15 triliun (Rp16.300/per dolar AS) ke Danantara.
Kesepakatan dapat dicapai segera setelah Juni atau Juli dan akan menjadi bagian dari tahap awal pendanaan yang dapat dilakukan dalam dua bagian untuk membantu operator memperbaiki keuangannya.
Dikutip dari Bloomberg pada Senin 9 Juni 2025, sebagian dari uang itu direncanakan masuk ke maskapai Garuda Citilink untuk mendapatkan lebih dari selusin jetnya kembali di udara.
Pemerintah Indonesia juga mempertimbangkan untuk memindahkan kendali Citilink ke raksasa minyak milik negara PT Pertamina.
Baca juga: Garuda Indonesia Buka Suara, Ini Alasan Harga Tiket Pesawat Masih Tinggi
Seperti diketahui, Garuda Indonesia kembali ke kerugian bersih tahun lalu setelah dua tahun laba berkat booming perjalanan pasca-Covid.
Perjuangan keuangan yang sedang berlangsung melihat maskapai menunjuk seorang chief executive officer baru di Wamildan Tsani Panjaitan pada bulan November, yang telah melakukan misi untuk memperbaiki neraca dan memperluas jaringan internasionalnya.
Pada Desember, Garuda memiliki sekitar 1,4 miliar dolar AS lebih banyak utang daripada aset, kekurangan modal beberapa analis mengatakan perlu ditutup sebelum operator dapat berfungsi secara normal lagi sebagai perusahaan dan memperoleh dana eksternal tambahan.
Pemerintah Indonesia mengalihkan 65 persen sahamnya di Garuda ke Danantara sebagai bagian dari perombakan besar-besaran Presiden Prabowo tentang bagaimana negara menjalankan perusahaan milik negara.
Baca juga: Sah, Giring Ganesha Ditunjuk Jadi Komisaris Anak Usaha Garuda Indonesia
Maskapai penerbangan berusia 76 tahun ini adalah perusahaan besar dan moda transportasi utama untuk Indonesia, sebuah negara yang terdiri dari 17.000 pulau di atas area yang mencakup jarak dari New York ke London.