Ntvnews.id, Kairo - Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir pada Minggu, 8 Juni 2025, mengumumkan penemuan sejumlah makam kuno Firaun di Kegubernuran Luxor, wilayah Mesir Hulu. Beberapa di antaranya diyakini berasal dari Dinasti ke-21 Mesir.
Dilansir dari Anadolu, Selasa, 20 Juni 2025, Kementerian menyampaikan bahwa tim arkeologi Mesir yang bekerja di kawasan Naga Abu Asba, Karnak, telah menemukan sebuah struktur tembok besar yang dibangun menggunakan batu bata dari tanah liat. Tembok ini berasal dari masa pemerintahan Raja Menkheperre, salah satu penguasa Dinasti ke-21 Mesir yang hidup antara tahun 1076 SM hingga 944 SM.
Kepala Badan Kepurbakalaan Luxor, Abdel-Ghaffar Wagdy, menjelaskan bahwa tembok tersebut terdiri dari batu bata tanah liat yang masing-masing memiliki cap nama raja dan permaisurinya. Ia menambahkan, di dalam struktur tembok itu juga ditemukan gerbang yang terbuat dari batu pasir.
Baca Juga: Mumi Berumur Ribuan Tahun Tak Ada yang Berani Sentuh, Ada Apa?
Lebih lanjut, Wagdy mengungkapkan bahwa di lokasi yang sama ditemukan sejumlah bengkel dan tungku yang diperkirakan digunakan untuk pembuatan patung perunggu. Di dekatnya juga ditemukan berbagai patung Osirian dari perunggu dalam berbagai ukuran, serta koin dan jimat, yang memperkuat dugaan bahwa area tersebut dahulu berfungsi sebagai kawasan industri.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir, Mohamed Ismail Khaled, mengatakan bahwa misi arkeologis tersebut juga menemukan beberapa peti mati kecil berbahan kayu yang diduga diperuntukkan bagi anak-anak. Temuan itu berasal dari situs arkeologi di kawasan al-Asasif, Qurna.
Baca Juga: Mumi Berusia 5.000 Tahun Ditemukan!
Untuk menelusuri lebih jauh informasi dari temuan ini, Khaled menyebutkan bahwa seorang pakar osteologi (ilmu tentang tulang manusia) dan ahli peti mati kayu akan diturunkan guna menganalisis waktu pembuatan peti mati serta mempelajari tulang-tulang yang ada di dalamnya—termasuk usia, jenis kelamin, dan kemungkinan penyebab kematian para penghuni makam.
Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih komprehensif mengenai konteks sejarah dan fungsi situs penggalian secara keseluruhan.