Ntvnews.id, Jakarta - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan besar global masih terus berlanjut.
Kali ini giliran Petroliam Nasional atau Petronas dikabarkan akan melakukan PHK massal sebagai langkah strategis perusahaan.
Presiden dan CEO Petronas Tengku Muhammad Taufik Aziz mengumumkan perusahaan akan memangkas sekitar 10 persen atau 5.000 karyawan.
Ia juga akan membekukan promosi jabatan dan perekrutan hingga Desember 2026 tambahnya.
Baca juga: Menteri ESDM Dorong Hilirisasi Hijau
PHK massal dilakukan sebagai dalam rangka restrukturisasi perusahaan seperti dikutip dari The Straits Times pada Rabu, 11 Juni 2025.
Keputusan PHK massal dilakukan untuk memperbaiki laba di tengah situasi yang menantang.
Petronas berupaya mengurangi biaya operasional akibat turunnya harga minyak mentah serta volatilitas pasar yang mempengaruhi laba.
Perusahaan energi milik negara Malaysia, Petronas, mencatat penurunan laba bersih sebesar 32 persen pada tahun 2024.
Baca juga: Permintaan Pendanaan untuk 15 Pesawat Garuda, Ini Respons Danantara
Angka ini melanjutkan tren negatif setelah sebelumnya juga mengalami penurunan sebesar 21 persen pada tahun 2023.
Penurunan kinerja ini sebagian besar dipicu oleh melemahnya harga minyak mentah global, khususnya minyak mentah Brent, yang menjadi acuan utama dalam industri energi.
Tren penurunan harga tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2025, menambah tekanan terhadap pendapatan perusahaan.