Ntvnews.id, Jakarta - Empat pulau di Indonesia jadi rebutan oleh dua provinsi, yaitu Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Keempat pulau yang dimaksud, yakni Pulau Panjang, Lipan, Mangkir Gadang, dan Mangkir Ketek yang diklaim masing-masing provinsi.
Masalah ini semakin panas setelah Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memutuskan untuk memindahkan empat pulau dari wilayah administrasi Provinsi Aceh ke Sumut.
Hal tersebut tertuang secara resmi dalam Keputusan Mendagri (Kepmendagri) Nomor 300.2.2-2138/2025.
Baca juga: Prabowo Sentil BUMN Jangan Andalkan PMN Terus, Minta Kerja Lebih Cepat dan Efisien
Tito menjelaskan bahwa keputusan tersebut telah melewati proses kajian yang mempertimbangkan aspek geografis dan telah dibahas bersama antarinstansi.
Ia menegaskan pemerintah pusat tidak memiliki kepentingan politik ataupun pribadi dalam penetapan tersebut.
"Dari tahun 1928 persoalan ini sudah ada. Prosesnya sangat panjang, bahkan jauh sebelum saya menjabat. Sudah berkali-kali difasilitasi rapat oleh berbagai kementerian dan lembaga," ucap Tito dikutip, Kamis 12 Juni 2025.
Proses penyelesaian sengketa ini juga telah difasilitasi melalui banyak rapat bersama kementerian dan lembaga terkait selama bertahun-tahun.
Dalam penetapan wilayah ini, kajian teknis dilakukan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), TNI Angkatan Laut, dan Topografi Angkatan Darat, yang menyimpulkan keempat pulau tersebut masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Tito menambahkan bahwa keputusan ini telah tercantum dalam Kepmendagri tahun 2022 dan kembali ditegaskan pada April 2025.
Baca juga: Daya Beli Turun, Coca Cola Pilih Tutup Pabrik di Bali dan PHK 70 Karyawan
- Isu migas dan investasi makin memanaskan situasi
Anggota DPR Muslim Ayub mensinyalir peralihan empat pulau yang mulanya masuk wilayah Aceh, dan kini menjadi wilayah administrasi Sumut gara-gara adanya kandungan minyak dan gas bumi (migas) di kawasan tersebut.
Legislator asal Aceh tersebut mengatakan ada rencana investasi besar dari Uni Emirat Arab (UEA) di empat pulau itu.
Namun, dia tak merinci angka investasinya. Yang pasti, nilai dari gas itu diperkirakan sebesar triliunan rupiah.
"Karena apapun namanya, ini tanda petik ya. Ini gasnya banyak di situ tuh. Itu miliaran, bukan, triliunan tuh. Dan itu Dubai sudah mau investasi di sana," ujar Muslim.
Muslim tak menjelaskan asal sumber gas bumi yang ia sebut ada di wilayah pulau-pulau itu.
"Ini adanya tanda petik. Orang-orang yang berkompeten, lah. Yang ingin menguasai empat pulau ini untuk kepentingan-kepentingan bisnis," jelasnya.