BRIN: Indonesia Gak Perlu Ikut-ikutan Punya ChatGPT Sendiri

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Jul 2025, 04:30
thumbnail-author
Devona Rahmadhanty
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Selasa (8/7) Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko di Jakarta. Selasa (8/7) Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko di Jakarta. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menegaskan bahwa Indonesia tak harus meniru langkah negara maju seperti AS dengan ChatGPT atau China dengan DeepSeek dalam mengembangkan kecerdasan buatan (AI).

"Apakah kemudian kita akan cari sesuatu, men-develop sesuatu yang isinya itu seperti ChatGPT, seperti DeepSeek-nya China? Tidak perlu, kenapa? Karena satu dunia itu hanya perlu satu Google, hanya perlu satu ChatGPT basically ya," ujar Handoko, pada Selasa, 8 Juli 2025 di Jakarta.

Handoko menjelaskan bahwa kecerdasan buatan (AI) sejatinya adalah alat untuk mengolah dan memanfaatkan mahadata (big data) yang tersedia di dunia. Ia menambahkan, secara global Indonesia memiliki potensi mahadata yang besar, yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih berdampak dan relevan bagi bangsa.

"Nah, kita harus bisa menemukan hal-hal yang lain yang memang sumbernya dari lokal kita, sehingga akan lebih mudah kita untuk membuat diferensiasi, serta bisa punya daya saing," katanya. 

Handoko mengungkapkan bahwa salah satu kekayaan mahadata yang dimiliki Indonesia adalah keanekaragaman hayati yang luar biasa. Ia menambahkan, BRIN saat ini telah mengumpulkan lebih dari enam juta data terkait biodiversitas Indonesia, mencakup flora, fauna, hingga mikroba.

"Jadi, kita sekarang tidak hanya berhenti mengonservasi dalam bentuk barang hidup kalau di kebun raya atau di Animalium, tapi juga dalam bentuk spesimen, fisik, dalam bentuk digital," ujarnya.

Karena seluruh proses bersifat digital, Handoko mengajak para pelaku usaha di sektor layanan jaringan untuk turut ambil bagian. Ia mendorong kolaborasi lintas sektor agar Indonesia dapat mengembangkan teknologi AI yang tak hanya efektif dan efisien, tetapi juga memiliki ciri khasnya sendiri.

"Menurut saya itu tugas bersama kita antara pelaku usaha dan juga dari penyedia infrastruktur, bagaimana kita bisa melakukan itu. Dan saya yakin kalau itu dimanfaatkan, kemudian ada new product, side product-side product baru dari situ, itu justru akan meningkatkan pemanfaatan dari infrastrukturnya itu sendiri," kata Laksana Tri Handoko.

Baca juga: Pembekalan Calon Menteri Prabowo Singgung-singgung Artificial Intelligence

(Sumber: Antara) 

x|close