Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memberikan klarifikasi atas sejumlah pernyataannya di awal masa jabatan yang sempat menuai kritik publik. Ia menegaskan bahwa pandangannya mengenai strategi percepatan pertumbuhan ekonomi tidak disampaikan secara sembarangan, melainkan berdasarkan kajian ekonomi yang mendalam.
“Katanya saya ngomong sembarangan? Bukan begitu. Mereka saja yang mungkin kurang paham konsep ekonominya. Nanti kalau kita jelaskan, malah dianggap sombong,” kata Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 9 September 2025.
Purbaya menuturkan, strategi percepatan ekonomi yang tengah dirumuskan didasari pengalaman panjangnya sebagai ekonom serta diskusi bersama Presiden dan sejumlah menteri terkait. Menurutnya, langkah tersebut bertujuan mempercepat pembangunan sekaligus mengurangi keketatan sistem keuangan saat ini.
Menanggapi kekhawatiran publik soal risiko inflasi, ia menilai hal itu perlu dilihat dalam konteks kapasitas ekonomi nasional.
“Potensi pertumbuhan kita ada di kisaran 6,5–6,7 persen. Jadi masih jauh untuk disebut akan memicu demand pull inflation. Defisit APBN juga tidak otomatis menyebabkan inflasi,” ujarnya.
Baca Juga: Menkeu Purbaya: Saya 'Menteri Kagetan' Silakan Kritik Habis-habisan, Beri Saya Waktu
Terkait ucapan lain yang juga sempat menimbulkan polemik, yakni soal tuntutan “17+8” yang disebutnya hanya mewakili rakyat kecil, Purbaya mengakui adanya kekeliruan dalam penyampaian. Ia menjelaskan maksud sebenarnya adalah bahwa tekanan ekonomi akan lebih banyak dirasakan masyarakat luas, bukan hanya kelompok tertentu.
“Kalau kemarin ada salah kata, saya minta maaf. Intinya, semakin cepat ekonomi pulih, semakin banyak lapangan kerja yang terbuka,” tegasnya.
Purbaya juga mengaku terkejut karena sebagian video pernyataannya dipotong sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Meski begitu, ia memandang dinamika tersebut sebagai bagian dari proses edukasi publik.
“Kalau saya salah, saya perbaiki. Tapi tujuan saya jelas, bagaimana rakyat mendapat pekerjaan lebih mudah dan bisa sejahtera bersama,” pungkasnya.
(Sumber: Antara)