3 tahun Lebih Digarap, Menko Luhut Sebut Food Estate di Sumut Siap Panen

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Jul 2024, 10:05
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menko Marves Luhut Binsar Menko Marves Luhut Binsar (Instagram @luhut.pandjaitan)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan food estate yang ada di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara siap memasuki musim panen.

Menko Luhut mengungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan panen perdana proyek food estate yang dibangun sejak 3 tahun lalu sekaligus Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH).

"Saya senang sekali karena Presiden nanti akan panen di Food Estate setelah lebih 3 tahun kita kerjakan, itu nanti ada onion, kentang, bawang putih dan juga cabai," ucapnya dalam akun Instagram miliknya @luhut.pandjaitan dikutip, Rabu (17/7/2024).

Lebih lanjut, Menko Luhut takjub ketika digambarkan kedepannya untuk merekayasa bibit menggunakan teknologi genomic atau rekayasa genetika yang diterapkan pada bibit tanaman di TSTH.

Baca juga: Beda Dengan Luhut, Airlangga Bantah Pembelian BBM Bersubsidi Bakal Dibatasi

"Kita diperlihatkan kepada hasil bumi yang kualitasnya rendah akibat bibit tanaman yang sudah jauh dari aslinya. Rekayasa ini nantinya akan dilakukan kepada cabai dan bawang, serta beberapa komoditas pangan lainnya agar punya kualitas panen yang bagus pula," ungkapnya.

Teknologi ini juga rencananya akan diimplementasikan melalui kerjasama dengan berbagai universitas ternama di Indonesia, melalui kerjasama dengan BRIN dan Kemendikbudristek.

"Saya berharap seluruh daerah di tanah air bisa merasakan manfaat teknologi rekayasa genetika untuk meningkatkan kualitas hasil pangan di daerah masing-masing," jelas Menko Luhut.

Di sela-sela kunjungan, ia juga berbincang dengan para petani yang bekerja di lahan Food Estate Humbang Hasudutan. Menurunya kondisi saat ini jauh lebih baik daripada sebelumnya.

Baca juga: Menko Luhut Singgung Harga Tiket Pesawat RI Tinggi, Termahal Kedua Setelah Brasil

Selain sudah memiliki lahan, mereka juga diberikan pendampingan oleh para mahasiswa Institut Teknologi DEL yang fokus mengerjakan program ini.

"Pengakuan para petani tersebut membuat saya senang. Karena Tapanuli yang dahulu termasuk salah satu wilayah miskin di Indonesia, kini pelan-pelan berubah ke arah yang lebih baik," ucapnya.

"Inilah manfaat dari pengembangan teknologi dalam bidang pertanian yang hasilnya mampu memberikan nilai tambah bagi komoditas Indonesia sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar," bebernya.

Adapun pengembangan teknologi genomic yang dikerjakan selama tiga tahun belakangan ini, adalah upaya untuk menghadapi tantangan krisis pangan yang masih menghantui dunia sampai saat ini.

"Dengan terjaminnya ketahanan pangan nasional, maka kesejahteraan masyarakat Indonesia juga akan meningkat," tandasnya.

Halaman
x|close