- Ciptakan lingkungan yang aman untuk berbicara: Anak-anak harus merasa bahwa mereka dapat berbicara kepada orang tua atau orang dewasa tepercaya jika mereka merasa ada sesuatu yang salah.
- Jangan menghakimi atau menyalahkan korban: Jika seorang anak melaporkan pelecehan, tanggapi dengan serius dan jangan pernah menyalahkan mereka.
- Diskusi rutin tentang keselamatan: Lakukan pembicaraan secara teratur tentang situasi-situasi yang mungkin berbahaya dan bagaimana cara menghindarinya.
5. Pelatihan Menangkal Pelecehan dan Menghindari Situasi Berisiko
Salah satu keterampilan penting yang perlu diajarkan adalah bagaimana menangkal pelecehan dan menghindari situasi yang berpotensi berisiko. Ini bisa dilakukan dengan:
- Ajarkan teknik asertif: Latih anak-anak untuk mengatakan “tidak” dengan tegas dan percaya diri ketika mereka merasa tidak nyaman.
- Ajarkan untuk menghindari tempat atau situasi berbahaya: Hindari tempat yang sepi atau berada sendirian dengan orang yang tidak mereka kenal dengan baik.
- Kenali tanda bahaya: Berikan pemahaman kepada mereka tentang sinyal-sinyal bahaya seperti ajakan yang mencurigakan, sentuhan tidak diinginkan, atau komentar yang tidak pantas.
6. Menggunakan Teknologi dengan Aman
Pelecehan seksual tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga melalui teknologi, seperti pelecehan di media sosial atau aplikasi pesan. Beberapa langkah yang bisa diajarkan:
- Pengaturan privasi: Ajarkan cara mengatur privasi akun media sosial untuk melindungi informasi pribadi.
- Jangan berbagi informasi pribadi atau foto: Ingatkan mereka untuk tidak mengirimkan foto atau informasi pribadi kepada orang yang tidak dikenal, bahkan teman sebaya, jika itu tidak aman.
- Lapor jika ada tindakan pelecehan online: Jika seseorang mengalami pelecehan di dunia maya, dorong untuk melaporkannya kepada orang dewasa yang tepercaya atau platform terkait.