Abraham Dalu, President of Kuyera Adventist University juga menilai dunia saat ini berkembang sangat cepat dan kompleks. Agama diyakini bisa menjadi solusi atas berbagai masalah yang muncul. "Kuncinya adalah pemahaman agama harus dilakukan secara kontekstual,” terangnya.
Hailetsion Abadi, peserta dialog dari EOTC Ethiopian ini menilai, praktik moderasi beragama di Indonesia menjadi pengetahuan baru dalam meningkatkan kehidupan harmonis di Ethiopia. Meski minim terjadi, namun potensi konflik yang dipicu keagamaan bisa saja terjadi karena dipengaruhi faktor politik, ekonomi atau budaya. “Dialog seperti adalah yang baru pertama kali ada. Ini bagus agar kami bisa hidup lebih baik lagi,” ujarnya.
Dalam Indonesia-Ethiopia Interfaith Dialogue juga disepakati perlunya kegiatan serupa dengan tuan rumah Indonesia. Kehadirian delegasi Ethiopia ke Indonesia bertujuan untuk bisa lebih mendalami dan merasakan langsung kerukunan di Tanah Air lewat praktik moderasi beragama yang telah berjalan dengan sangat baik.
“Dialog ini sangat bersejarah dan berharga. Kita merencanakan kegiatan serupa akan digelar di Indonesia. Tim Ethiopia akan menyiapkan delegasinya dan pemerintah melalui Kementerian Agama akan membantu menyiapkan agar kegiatan yang produktif ini bisa berjalan baik,” terang Dubes Al Busyra.
Kolaborasi Riset
Lima Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) Indonesia, yakni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado, Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri (STAKN) Pontianak, dan Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Raden Wijaya Wonogiri kian meluaskan jaringan internasional. Lima pimpinan perguruan tinggi tersebut melakukan kerja sama dengan sejumlah kampus ternama di Ethiopia.
Di antara kerja sama tersebut adalah dengan Kuyera Adventist University (KAU), salah satu kampus swasta tertua di Ethiopia. Penandatanganan kerja sama (Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan di Haile Resort Hawassa dengan dihadiri langsung Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama Prof Suyitno dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur.