Kim keon-hee’s Dior bag scandal. #????? #????? What people want is a fair investigation. pic.twitter.com/1FFldR8TgA
— young (@sila79jo) January 25, 2024
Sebelumnya ia terlibat dalam penyelidikan kasus gratifikasi tas mewah yang melibatkan ibu negara Kim Keon-hee. Kasus ini mengangkat dugaan penerimaan tas tangan mewah merek Christian Dior senilai 3 juta won Korea Selatan (sekitar Rp 35 juta). Meskipun ACRC kemudian menutup kasus tersebut pada Juni 2024 dengan alasan tidak ada pelanggaran undang-undang antikorupsi, penyelidikan ini memberikan tekanan yang besar.
Feels awkward to read about Kim Keon-hee receiving a $2,200 Dior bag, while an ad for a Saint Laurent bag glows below. pic.twitter.com/FqoRs9mR9r
— Ken Moriyasu (@kenmoriyasu) February 8, 2024
Dalam beberapa pekan terakhir, Kim diketahui telah mengungkapkan stres yang dialaminya akibat kasus tersebut. Ia sempat menghubungi teman-temannya dan mengungkapkan rasa kewalahan secara psikologis serta tekanan untuk menutup kasus tersebut.
Dalam pesan terakhirnya melalui aplikasi Kakao Talk pada 6 Agustus 2024, Kim menulis, "Saya merasakan tekanan psikologis yang sangat besar,"
"Saya merasa kewalahan secara psikologis, saya minta maaf karena telah mengecewakan baru-baru ini. Ini benar-benar sulit," tulisnya.
Juru Bicara Partai Demokrat Korsel (DP), Hwang Jung-a, mengungkapkan bahwa ada tekanan dari pihak pemerintah terhadap Kim, yang diduga menjadi faktor penyebab tindakan bunuh diri tersebut.
Kematian pejabat antikorupsi ini memunculkan tanda tanya besar mengenai tekanan politik dan dampaknya terhadap integritas penyelidikan kasus-kasus besar dan sensitif di Korea Selatan.