Ntvnews.id, Jakarta - Banjir bandang lahar dingin terjadi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar), Sabtu (11/5/2024) malam. Akibatnya, 44 orang tewas dan 15 lainnya hilang.
Peristiwa ini dipicu curah hujan tinggi di wilayah hulu Gunung Marapi. Kondisi itu membuat lahar dingin atau lahar hujan, mengalir ke daerah aliran yang dihuni warga sehingga menimbulkan korban.
Pemerintah tengah menyusun langkah pencegahan agar peristiwa ini tak terjadi kembali di kemudian hari.
"Nanti kita akan coba lihat juga dengan PVMBG, kalau kondisi-kondisi seperti ini (banjir bandang lahar dingin), apa mitigasi yang bisa kita lakukan?" ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam konferensi pers daring, Senin (13/5/2024).
"Kalau di (Gunung) Merapi itu kan kita bangun sabo dam, jadi aliran lahar hujan itu bisa ditahan beberapa lapis. Jadi begitu sampai di masyarakat, amazing force-nya itu tidak lagi berbahaya," imbuh Muhari.
Menurut dia, pembangunan sabo dam seperti di Gunung Merapi di Pulau Jawa, dimungkinkan untuk mengatasi banjir bandang di wilayah aliran lahar dingin Gunung Marapi, Sumbar.
"Itu opsi terbuka untuk itu. Karena nanti kita akan melihat mana opsi jangka pendek, opsi jangka menengah dan opsi jangka panjang. Karena ini (wilayah aliran) tidak bisa diubah ya," tutur Muhari.