"Sejak tahun 2002 hingga hari ini, satu-satunya jaminan Modi adalah melecehkan umat Islam dan mendapatkan suara," kata Asaduddin Owaisi, seorang anggota parlemen Muslim dan presiden Majlis-e-Ittehad-ul-Muslimeen Seluruh India dalam sebuah posting di media sosial X.
Senada, ketua kongres Mallikarjun Kharge juga mengkritik keras pernyataan Modi.
Dalam sebuah postingan di X, ia menilai Modi telah dipengaruhi oleh “nilai-nilai Sangh,” merujuk pada Rashtriya Swayamsevak Sangh, sebuah organisasi paramiliter Hindu sayap kanan yang berafiliasi dengan Modi di masa mudanya.
"Dalam sejarah India, tidak ada perdana menteri yang merendahkan martabat jabatannya seperti yang dilakukan Modi," kata Kharga mengutip timecom, Selasa (23/4/2024).
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR)—organisasi advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di Amerika Serikat—juga mengecam pidato Modi.
Bahkan CAIR meminta Presiden AS Joe Biden untuk mendeklarasikan India sebagai “Negara yang Sangat Memprihatinkan" atas perlakuan sistematis yang dilakukan India terhadap Muslim India dan kelompok minoritas lainnya.
Modi sebelumnya ditolak masuk ke AS pada tahun 2005, karena keterlibatannya dengan pembantaian Gujarat tahun 2002.