Ntvnews.id, Tel Aviv - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, untuk pertama kalinya mengonfirmasi bahwa negaranya bertanggung jawab atas pembunuhan Pemimpin Politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran, pada Juli lalu. Selain itu, Katz juga mengeluarkan ancaman kepada kelompok Houthi di Yaman yang sebelumnya meluncurkan rudal dan drone ke arah Israel.
Dilansir dari BBC, Kamis, 26 Desember 2024, Haniyeh tewas dalam serangan yang menghancurkan gedung tempatnya menginap di Teheran. Serangan tersebut secara luas dikaitkan dengan Israel.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut adanya kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata dengan Hamas di Gaza, meskipun belum ada kepastian kapan kesepakatan tersebut dapat tercapai.
Baca Juga: Tentara Israel Ungkap Serang Sekolah Gaza untuk Singkirkan Hamas
Seorang pejabat senior Palestina mengatakan kepada BBC bahwa negosiasi antara Hamas dan Israel telah mencapai 90% penyelesaian, tetapi beberapa isu penting masih menjadi hambatan. Dalam pidatonya, Katz menegaskan bahwa Israel akan "menyerang keras" kelompok Houthi dan "memenggal" pemimpin mereka.
"Seperti yang kami lakukan terhadap Haniyeh, [Yahya] Sinwar, dan [Hassan] Nasrallah di Teheran, Gaza, dan Lebanon, kami akan melakukannya di Hodeida dan Sanaa," katanya, merujuk pada tokoh-tokoh Hizbullah dan Hamas yang telah terbunuh tahun ini.
Haniyeh (62), yang dikenal sebagai pemimpin utama Hamas, memiliki peran sentral dalam negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza. Setelah kematiannya, Hamas menunjuk Yahya Sinwar, pemimpin mereka di Gaza sekaligus arsitek serangan besar pada 7 Oktober 2023, sebagai penggantinya. Namun, Sinwar juga tewas dalam sebuah pertemuan di Gaza pada Oktober 2024, dan Hamas kini sedang mencari pengganti baru.