Menkes Ungkap Cuma Anak Orang Kaya yang Bisa Pendidikan Dokter Spesialis

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Apr 2025, 19:03
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ketika ditemui usai konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/11/2024). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ketika ditemui usai konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/11/2024). (Dok.Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan proses pendidikan dokter spesialis atau PPDS, kebanyakan diikuti masyarakat dengan ekonomi atas alias kaya.

Jarang di antaranya yang berasal dari kelompok menengah ke bawah, gara-gara selama empat tahun menjalani PPDS, para residen, sebutan untuk calon dokter spesialis, tak mendapatkan pemasukan.

Selain memenuhi biaya hidup, pengeluaran selama PPDS juga disebut Menkes terbilang mahal.

“Mereka itu umumnya sudah berkeluarga, sudah bekerja sebagai dokter, sudah ada income (pemasukan),” ujar Budi dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 29 April 2025.

“Kemudian kalau jadi dokter spesialis kan harus berhenti kerja, mesti ngelamar ke fakultas kedokteran, belajar selama 4 tahun tidak dapat income,” imbuhnya.

Menkes menyebut melalui sistem baru Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSPPU). Saat ini, memungkinkan untuk mendapat tambahan biaya dalam bentuk bantuan biaya hidup (BBH), dengan jumlah yang relatif berbeda tergantung tingkatan masing-masing.

Yakni untuk tahap 1/awal sebesar Rp5 juta. Lalu, tahap 2/madya Rp7,5 juta. Sementara tahap 3/mandiri sebesar Rp10 juta.

“Nah itu yang menyebabkan kenapa dokter espesialis biasanya anak orang kaya. Kalau bukan orang kaya, dia nggak akan bisa hidup,” kata dia.

“Itu sebabnya yang sekarang, dengan sistem pendidikan sekarang, kalau dia dari luar kota, mereka kita kasih (uang), ya enggak besar, tapi seenggaknya bisa ganjel mereka hidup,” imbuh Budi.

x|close