Ntvnews.id, Jakarta - Tokoh reformasi Amien Rais kembali menyuarakan kritik keras terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi), kali ini terkait isu dugaan ijazah palsu yang kembali mencuat ke publik. Dalam pernyataan terbarunya, Amien menilai posisi Presiden Jokowi semakin terjepit.
"Secara objektif saya melihat Jokowi makin terpojok. Seseorang yang sudah berada di pojok lebih mudah untuk ditangkap dan diseret ke pengadilan," ucap Amien dalam pernyataan yang beredar, dikutip Senin, 20 Mei 2025.
Amien juga menyindir langkah Presiden yang disebutnya membentuk tim ahli hukum untuk merespons balik gugatan hukum yang diinisiasi oleh Rismon Sianipar bersama puluhan tokoh lainnya.
"Tidak ada gunanya Jokowi membentuk tim ahli hukum untuk memukul balik upaya Dr. Rismon dan puluhan tokoh lainnya untuk menegakkan kebenaran dan kejujuran," lanjutnya.
"Dr. Rismon bahkan menyatakan teror yang dia alami yang berupa perusahaan mobilnya hanyalah teror para pengecut. Terorisian kata beliau yang makin memantapkan langkahnya untuk membongkar kepalsuan ijazah Jokowi," tegas Amien.
Amien Rais mengklaim bahwa dirinya sudah sejak lama mempertanyakan keabsahan ijazah Jokowi, bahkan sejak tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Ia kembali mengulang tuduhannya bahwa dokumen pendidikan Presiden tidak pernah ditunjukkan secara terbuka.
"Sejak 3 tahun lalu saya sudah mengusulkan supaya Jokowi tunjukkan ijazah dari SD, SMP dan SMA dan memang tidak ada. Dia nggak punya. Kalau ada tentu palsu semuanya. Makanya nggak berani," katanya.
Tak hanya itu, Amien juga menyoroti ijazah sarjana Jokowi dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang menurutnya tidak bisa dibuktikan keasliannya. Amien Rais juga menyebut Presiden Jokowi kini berada dalam situasi genting dan menghadapi kebuntuan.
"Sekarang ijazah S1 dari Fakultas Kehutanan UGM terbukti juga tidak ada. Yang dimiliki Jokowi ijazah oplosan, ijazah abal-abal yang menyedihkan sekaligus menggelikan. Nah Jokowi kini menghadapi dilema dan saya yakin memang tidak ada jalan keluarnya," tutupnya.