Ukraina Tuduh China Suplai Senjata untuk Rusia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Mei 2025, 11:33
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi Ukraina. Ilustrasi Ukraina. (Antara)

Ntvnews.id, Kyiv - Pemerintah Ukraina menuduh China terlibat langsung dalam mendukung sektor pertahanan Rusia melalui pengiriman bahan kimia khusus, mesiu, serta komponen penting lainnya. Kepala Dinas Intelijen Luar Negeri Ukraina, Oleh Ivashchenko, menyatakan bahwa pihaknya memiliki data yang menunjukkan adanya pasokan ke sekitar 20 fasilitas militer Rusia.

“Kami memiliki data yang telah diverifikasi terkait 20 pabrik militer Rusia,” ujar Ivashchenko, sebagaimana dikutip dari Independent, Jumat, 30 Mei 2025.

Ia mengklaim bahwa Beijing telah mengirimkan “bahan kimia khusus, mesiu, dan komponen” ke pabrik-pabrik tersebut.

Dalam pernyataan lanjutan yang disampaikan pada Senin, 26 Mei 2025, dan dikutip oleh Reuters, Ivashchenko menambahkan bahwa China juga menyuplai peralatan mesin, produk kimia teknis, serta komponen lainnya secara langsung ke industri manufaktur pertahanan Rusia.

Baca Juga: Jerman Beri Izin Ukraina Pakai Senjatanya Buat Serang Rusia

Tuduhan ini memicu ketegangan baru dalam lanskap geopolitik internasional, terutama setelah Ukraina juga mengungkap bahwa sekitar 80 persen komponen elektronik utama yang digunakan dalam drone militer Rusia berasal dari China.

Selain itu, dinas intelijen Ukraina melaporkan sedikitnya lima kasus pengiriman perlengkapan dan suku cadang dari China untuk mendukung sektor penerbangan militer Rusia.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga telah menuduh China menyuplai senjata kepada militer Rusia.

“China menyuplai senjata kepada militer Rusia,” katanya dalam sebuah pernyataan di Kyiv, Kamis, 17 April 2025.

Pemerintah Ukraina mengaku telah menyerahkan bukti keterlibatan individu dan perusahaan asal China dalam agresi militer Rusia. Namun, pemerintah China membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai “klaim tak berdasar serta bentuk manipulasi politik.”

“China tidak pernah menyediakan senjata mematikan kepada pihak mana pun dalam konflik ini, dan secara ketat mengawasi barang-barang berteknologi ganda. Pemerintah Ukraina sepenuhnya mengetahui hal ini. China dengan tegas menolak tuduhan tak berdasar dan manipulasi politik tersebut,” tegas juru bicara pemerintah, Mao, dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa, 27 Mei 2025, sebagaimana dikutip oleh Global Times.

Baca Juga: Putin Turun Langsung untuk Berdamai dengan Ukraina

Mao juga menegaskan bahwa posisi China terhadap krisis Ukraina tetap tidak berubah.

“China secara konsisten menyerukan penghentian konflik, mendorong gencatan senjata, dan mendukung upaya perundingan damai,” ujar Mao dalam kesempatan yang sama.

Di tengah meningkatnya tekanan internasional, NATO menyebut China sebagai “pendukung utama” agresi militer Rusia. Pernyataan ini muncul setelah Presiden Xi Jinping melakukan kunjungan ke Moskow untuk menghadiri peringatan Hari Kemenangan bersama Presiden Vladimir Putin.

Dalam kesempatan tersebut, kedua negara menegaskan komitmen untuk “memperkuat koordinasi dalam melawan upaya ‘penahanan ganda’ yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Rusia dan China.”

Meskipun Beijing menyatakan netral dan berperan sebagai mediator dalam konflik ini, semakin banyak negara Barat yang meragukan sikap China, yang justru dinilai memperpanjang eskalasi perang. Hingga kini, belum ada tanda-tanda meredanya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

x|close