Ntvnews.id, Jakarta - Kisah mengharukan sekaligus penuh makna spiritual datang dari Amer Al Mahdi Mansour Al Gaddafi, seorang pemuda asal Libya yang hampir gagal menunaikan ibadah haji. Hanya karena nama belakangnya, ia dicegah naik pesawat namun kekuatan doa dan tekad membawanya menuju Tanah Suci dengan cara yang tak terduga.
Kisahnya mengingatkan kita bahwa jika Tuhan sudah berkehendak, tak ada satu pun kekuatan yang bisa menghalangi. Amer dijadwalkan terbang dari Bandara Sebha, Libya Tengah, menuju Arab Saudi bersama rombongan jamaah lainnya.
Namun sesaat sebelum keberangkatan, petugas Imigrasi menghentikannya. Alasannya? Nama "Gaddafi" yang tertera di dokumen identitasnya — nama yang identik dengan mantan penguasa Libya, Muammar Gaddafi, yang dikenal sebagai tokoh kontroversial di mata dunia internasional.
“Meskipun dia (Amer) terus memohon, pesawat itu berangkat tanpa dirinya,” tulis Gulf News yang dilansir pada Jumat, 5 Mei 2025.
Amer menolak menyerah. Di tengah tekanan dari keluarga dan petugas bandara untuk pulang, ia bersikeras menunggu. “Saya tidak akan pindah dari sini kecuali untuk haji,” kata Amer dengan suara yang diyakini sebagai gema dari keyakinan yang tak tergoyahkan.
Namun inilah awal dari serangkaian kejadian yang membuat banyak orang menyebutnya sebagai kisah nyata keajaiban.
Tak lama setelah lepas landas, pesawat yang semula meninggalkan Amer mengalami gangguan teknis pada sistem pendingin udara dan terpaksa kembali ke bandara. Staf maskapai saat itu berusaha meyakinkan pilot agar Amer diizinkan naik, namun permintaan ditolak karena alasan keselamatan dan logistik.
“Saya tidak akan terbang tanpa dia,” kata sang pilot.
Meski demikian, pesawat kembali lepas landas, kali ini untuk yang kedua kalinya. Namun, secara mengejutkan, pesawat itu sekali lagi dipaksa mendarat karena masalah teknis yang sama. Inilah momen yang kemudian menjadi viral di berbagai media sosial.
“Saya bersumpah tidak akan terbang lagi kecuali Amer bersama kita di pesawat ini!” ujar sang pilot, seperti dilaporkan oleh Arynews.
Seruan kapten tersebut disambut riuh tepuk tangan penumpang. Tangis haru pun pecah ketika Amer akhirnya diizinkan naik ke dalam kabin. Ia disambut bagaikan seorang pahlawan spiritual, mewakili semangat ketabahan dan iman yang tak bisa ditundukkan oleh birokrasi.
“Saya hanya ingin pergi haji,” ucap Amer yang kemudian dikutip oleh sejumlah media lokal.
“Dan saya percaya bahwa jika itu memang ditakdirkan untuk saya, tidak ada kekuatan yang dapat mencegahnya.”
Setelah Amer bergabung, pesawat itu akhirnya bisa terbang tanpa kendala menuju Arab Saudi. Sebuah akhir bahagia dari awal yang penuh tantangan, sekaligus bukti nyata bahwa keyakinan dan kehendak Ilahi mampu membuka jalan bahkan ketika segala pintu tampak tertutup.