Ntvnews.id, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dikabarkan menunjukkan tanda-tanda stres secara fisik, termasuk rambut yang mulai memutih, setelah insiden memalukan saat peluncuran kapal perang yang gagal pada 21 Mei 2025 lalu, demikian menurut laporan media Korea Selatan.
Media Korea Now melaporkan bahwa uban di rambut Kim mencuri perhatian publik dan bahkan lebih menarik sorotan, dibanding keputusannya untuk menurunkan jabatan seorang pejabat militer senior serta menahan beberapa orang yang terlibat dalam insiden yang ia sebut sebagai “tindakan kriminal” yang mencoreng kehormatan negara.
Penampilan publik Kim untuk pertama kalinya sejak kegagalan peluncuran itu memicu spekulasi bahwa tekanan mental dari kejadian tersebut mulai berdampak secara fisik. Kapal perang yang dimaksud adalah kapal perusak kelas Choe Hyon, yang terbalik saat peluncurannya di hadapan Kim.
Namun, citra satelit yang diambil pada 2 Juni 2025 menunjukkan bahwa kapal tersebut telah berhasil ditegakkan kembali, meski masih mengalami kerusakan dan bagian haluannya tertahan, demikian laporan dari program pemantau Korea Utara, 38 North.
Baca Juga: Paspampres Kena Tegur Prabowo Gegara Hempaskan Tangan Jenderal Asing
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa para pekerja tampak menarik tali secara manual dan kemungkinan menggunakan balon penahan untuk membantu menegakkan kapal tersebut. Citra satelit menunjukkan haluan kapal masih menempel pada landasan peluncur, dengan potensi kerusakan pada sistem sonar kapal, menurut laporan Reuters.
“Untuk memperbaikinya, kapal harus dikeluarkan dari air, baik ke dok apung besar atau dok kering permanen setelah benar-benar mengapung,” jelas 38 North, dikutip dari The Independent.
“Namun, galangan kapal di Chongjin tidak memiliki fasilitas seperti itu," tambahnya.
Meski begitu, 38 North mencatat adanya kemajuan signifikan di pelabuhan Chongjin.
“Posisi kapal saat ini sudah tegak tetapi haluannya masih berada di atas mekanisme peluncuran, menunjukkan bahwa mereka mungkin berencana memperbaiki bagian haluan terlebih dahulu.”
Baca Juga: Trump Menang, Pengadilan Banding AS Izinkan Tarif Impor Tetap Berlaku Sementara
Kim Jong Un pertama kali memperkenalkan kapal Choe Hyon pada bulan April sebagai kapal perusak baru pertama negara itu dalam beberapa dekade. Ia juga mengumumkan rencana untuk memperkuat armada laut Korea Utara dengan menambah kapal perusak, kapal penjelajah, dan fregat.
Insiden terbaliknya kapal ini merupakan kegagalan yang mencoreng reputasi Kim, yang berambisi membangun kekuatan angkatan laut untuk menghadapi apa yang ia sebut sebagai ancaman militer dari AS dan sekutunya.
Media pemerintah KCNA menggambarkan kegagalan peluncuran itu sebagai “kecelakaan serius” yang disebabkan oleh “komando yang tidak berpengalaman dan kelalaian operasional.” Setelah kejadian tersebut, Korea Utara menahan beberapa pejabat, termasuk kepala insinyur galangan kapal.
Baca Juga: Fakta-fakta Kerusuhan di Los Angeles, Jam Malam Diberlakukan hingga Ratusan Demonstran Ditangkap
Menurut KCNA, Kim menyebut insiden itu sebagai “tindakan kriminal yang diakibatkan oleh kelalaian mutlak, ketidakbertanggungjawaban, dan empirisme yang tidak ilmiah yang tidak seharusnya terjadi dan tidak bisa ditoleransi,” dan ia memerintahkan kapal tersebut segera diperbaiki.
Pekerja di galangan kapal dilaporkan menggunakan balon putih besar untuk menjaga kapal perang seberat 5.000 ton itu agar tidak tenggelam lebih jauh. Gambar satelit dari Maxar Technologies menunjukkan kapal tersebut terguling ke satu sisi dan ditutupi terpal biru. Walaupun belum jelas secara pasti fungsi balon tersebut, para ahli memperkirakan balon-balon itu digunakan untuk mempercepat proses perbaikan kapal perusak tersebut.
“Sepertinya balon-balon itu dipasang bukan untuk mengapungkan kapal, tapi untuk mencegah kapal terendam lebih dalam,” ujar Yu Yong Weon, seorang anggota Majelis Nasional Korea Selatan sekaligus analis militer.