Banyak Penerbangan ke Jepang Batal Gegara Ramalan Komik

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Jul 2025, 09:44
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi gempa Ilustrasi gempa (ANTARA/Anadolu)

Ntvnews.id, Jakarta - Industri pariwisata Jepang tengah dilanda kegelisahan yang tidak biasa. Bukan disebabkan oleh pandemi atau gejolak politik, melainkan karena sebuah manga—komik Jepang yang dianggap memprediksi terjadinya gempa besar pada Juli 2025.

Akibat rumor ini, jumlah wisatawan yang datang ke Jepang mengalami penurunan drastis. Beberapa maskapai bahkan menghentikan penerbangannya ke Jepang.

Salah satunya adalah Greater Bay Airlines, maskapai asal Hong Kong, yang secara resmi membatalkan penerbangan ke Jepang akibat menurunnya jumlah penumpang. Agen perjalanan seperti EGL Tours juga melaporkan penurunan pemesanan hingga 50 persen.

Baca Juga: Kabupaten Garut Diguncang Gempa M 4.9

“Rumor tentang ramalan bencana ini memberikan dampak besar, apalagi di Hong Kong di mana banyak masyarakat masih percaya pada hal-hal berbau mistis,” kata Steve Huen, Direktur Eksekutif EGL Tours, dikutip dari Reuters, Sabtu, 5 Juli 2025.

Manga yang Menjadi Pusat Ketakutan

Pemicunya berasal dari manga berjudul The Future I Saw karya Ryo Tatsuki, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1999 dan kembali dicetak pada 2021.

Komik ini menggambarkan tokoh utama yang mengalami mimpi-mimpi mengenai bencana alam, termasuk gempa dan tsunami besar yang diperkirakan terjadi pada Juli 2025 dan akan berdampak pada Jepang serta beberapa negara di sekitarnya.

Yang semakin memperkuat kekhawatiran publik adalah kenyataan bahwa manga tersebut sebelumnya pernah menyebutkan terjadinya bencana besar pada Maret 2011—waktu yang sama dengan bencana gempa dan tsunami di Fukushima yang menyebabkan krisis nuklir dan menelan lebih dari 18.000 korban jiwa.

Baca Juga: 140 Rumah di Bengkulu Rusak Dihantam Gempa

Banyak orang kemudian menganggap cerita dalam manga itu lebih dari sekadar fiksi, melainkan sebagai ramalan tersembunyi.

Dampak pada Pariwisata dan Perjalanan

Hong Kong menjadi pusat penyebaran rumor ini, yang memengaruhi perilaku wisatawan secara signifikan. Data dari pemerintah Jepang menunjukkan adanya penurunan sebesar 11 persen kunjungan dari turis asal Hong Kong pada bulan Mei, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal, bulan April mencatat angka tertinggi sepanjang masa, dengan 3,9 juta pengunjung.

Salah satu warga Hong Kong, Branden Choi (28), yang sering berlibur ke Jepang, mengaku kini mempertimbangkan untuk menunda liburannya.
"Saya mungkin akan tunda perjalanan sampai lewat September," katanya.

Sebagai upaya penanggulangan, agen perjalanan di Hong Kong menawarkan potongan harga besar-besaran dan asuransi gempa bumi untuk mencegah anjloknya angka kunjungan ke Jepang.

x|close