Bunker Israel Gagal Lindungi Warga dari Serangan Iran, Korban Tewas Bergelimpangan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Jun 2025, 11:43
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Israel Dirudal Iran Israel Dirudal Iran (BBC)

Ntvnews.id, Jakarta - Serangan balasan besar-besaran yang dilancarkan Iran ke Israel terus menimbulkan kehancuran dan korban jiwa. Dalam operasi bertajuk True Promise 3 atau Janji Sejati 3, Iran menggempur berbagai lokasi strategis di Israel dengan rudal balistik hipersonik, roket, dan drone tempur.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah bunker-bunker perlindungan Israel yang gagal melindungi warga dari kekuatan ledakan rudal-rudal Iran. Serangan terbaru yang terjadi pada Senin, 16 Juni 2025 menyebabkan jatuhnya korban jiwa di Petah Tikva.

Channel 12 Israel melaporkan bahwa salah satu rudal Iran menghantam langsung fasilitas perlindungan sipil, menewaskan tiga warga yang berlindung di dalamnya. Sementara itu, laporan surat kabar Maariv menegaskan bahwa banyak tempat perlindungan di Israel kini tak lagi efektif dalam menghadapi serangan skala besar seperti ini.

Bahkan mantan Kepala Divisi Operasi, Mayjen (Purn) Yisrael Ziv, mengkritik keras kesiapan Israel menghadapi konflik berskala penuh dengan Iran.

Baca Juga: Opsi AS Terlibat dalam Perang Israel-Iran Terbuka Lebar

Warga Yaman gelar nobar serangan Iran ke Israel.  <b>((Instagram) )</b> Warga Yaman gelar nobar serangan Iran ke Israel. ((Instagram) )

"Ini adalah perang yang berbeda dalam segala hal,” ujarnya, mengomentari realitas baru yang dihadapi sistem pertahanan Israel.

Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) melalui siaran resminya menyatakan bahwa serangan yang mereka lancarkan menyasar pusat-pusat industri militer, pangkalan udara, dan berbagai fasilitas strategis milik Israel.

Serangan tersebut juga mencakup ibu kota Tel Aviv dan Yerusalem, dua kota utama yang dihujani rudal dalam jumlah besar. Salah satu target utama Iran adalah kompleks militer Kirya atau Hakirya di pusat Tel Aviv markas besar militer Israel dan pusat komando tertinggi.

Kompleks ini sebelumnya dikenal sebagai jantung pertahanan Israel yang dijaga ketat oleh sistem anti-rudal Iron Dome. Namun, kini ketangguhan sistem tersebut dipertanyakan menyusul keberhasilan rudal Iran menembus perlindungan dan mencapai titik-titik vital.

Laporan dari lapangan menggambarkan situasi mencekam, dengan suara sirene meraung sepanjang malam dan warga sipil yang berlarian mencari tempat perlindungan. Namun, tempat perlindungan itu sendiri justru menjadi lokasi jatuhnya korban.

“Bahkan, bunker-bunker perlindungan yang dibuat pemerintah Israel tak mampu menahan dahsyatnya serangan rudal balistik Iran,” tulis media lokal menyoroti kondisi terkini.

Baca Juga: Netanyahu Sebut Perang Iran-Israel Bisa Berakhir Jika Sosok Ini Terbunuh

Jenderal Abdolrahim Mousavi telah ditunjuk sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran setelah pendahulunya, Jenderal Mohammad Bagheri, tewas akibat serangan terarah Israel. <b>(Anadolu)</b> Jenderal Abdolrahim Mousavi telah ditunjuk sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran setelah pendahulunya, Jenderal Mohammad Bagheri, tewas akibat serangan terarah Israel. (Anadolu)

Sementara itu, tekanan juga datang dari laporan-laporan lain bahwa Iran berhasil menembak jatuh 10 jet tempur canggih milik Israel dalam rentetan serangan sebelumnya, memperparah posisi defensif Negeri Zionis di tengah konflik yang memanas.

Serangan-serangan Iran disebut sebagai aksi balasan atas serangan udara Israel sebelumnya yang menewaskan dua jenderal tinggi IRGC, salah satunya Kepala Intelijen Garda Revolusi. Hal ini memicu eskalasi konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Hingga berita ini ditulis, jumlah pasti korban jiwa belum dapat dipastikan, namun pihak rumah sakit di berbagai kota Israel dilaporkan kewalahan menangani gelombang korban yang terus berdatangan.

x|close