Warga AS Tewas Dikeroyok Pemukim Israel

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Jul 2025, 06:40
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi mayat Ilustrasi mayat (freepik/ kjpargeter)

Ntvnews.id, Tepi Barat - Seorang warga negara Amerika Serikat keturunan Palestina bernama Sayafollah Musallet meninggal dunia setelah dikeroyok secara keji oleh sekelompok pemukim Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Peristiwa tersebut berlangsung di kota Sinjil, yang terletak di utara Ramallah, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina.

Pihak keluarga Musallet, yang berdomisili di Tampa, Florida, mengungkapkan bahwa proses evakuasi korban mengalami hambatan hingga tiga jam sebelum akhirnya sang kakak berhasil membawa tubuh Saif panggilan akrab Musallet ke dalam ambulans. Sayangnya, nyawanya tidak terselamatkan dalam perjalanan menuju rumah sakit.

“Ini adalah mimpi buruk dan ketidakadilan yang tak terbayangkan. Tak satu pun keluarga seharusnya mengalami hal ini. Kami menuntut agar Departemen Luar Negeri AS segera memimpin penyelidikan dan meminta pertanggungjawaban para pemukim Israel yang membunuh Saif,” demikian pernyataan keluarga seperti dikutip dari Independent, Senin, 14 Juli 2025.

Baca Juga: PM Israel Sebut Beberapa Kesepakatan dengan Palestina di Gaza Tidak Mungkin Terjadi

Dalam kejadian yang sama, seorang warga Palestina lainnya bernama Hussein Al-Shalabi juga dilaporkan tewas akibat tertembak.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka telah mengetahui kejadian tersebut, tetapi enggan memberikan keterangan lebih lanjut “demi menghormati privasi keluarga dan orang-orang terdekat korban.”

Pihak militer Israel menginformasikan bahwa penyelidikan atas peristiwa di Sinjil sedang berlangsung. Mereka mengklaim bahwa kerusuhan terjadi setelah sekelompok warga Palestina melempar batu ke arah pemukim Israel yang sedang melintas, menyebabkan sejumlah orang mengalami luka ringan.

Pasukan Israel kemudian dikerahkan ke tempat kejadian dan disebutkan menggunakan peralatan non-mematikan untuk membubarkan massa.

Kekerasan Semakin Meningkat di Tepi Barat

Peristiwa ini terjadi di tengah meningkatnya eskalasi kekerasan di wilayah Tepi Barat sejak konflik antara Israel dan Hamas di Gaza pecah pada akhir tahun 2023. Organisasi-organisasi hak asasi manusia melaporkan lonjakan besar dalam serangan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina dalam periode tersebut.

Baca Juga: Prabowo dan Pangeran MBS Serukan Aksi Nyata Dunia untuk Perdamaian Palestina dan Kawasan

Sementara itu, sejumlah warga Israel turut menjadi korban tewas dalam insiden penyerangan oleh warga Palestina, dan militer Israel telah memperluas operasi penggerebekan di berbagai wilayah, termasuk kota dan kamp pengungsi di Tepi Barat.

Pada bulan Januari lalu, Presiden AS Donald Trump mencabut sanksi yang sebelumnya dijatuhkan oleh pemerintahan Biden terhadap kelompok dan individu pemukim Israel yang dituduh terlibat dalam aksi kekerasan terhadap warga Palestina.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah warga Amerika juga menjadi korban dalam kekerasan di wilayah pendudukan, termasuk jurnalis Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh, remaja Omar Mohammad Rabea, dan aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi.

Mahkamah Internasional PBB pada tahun lalu menyatakan bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina, termasuk pembangunan permukiman di Tepi Barat, melanggar hukum internasional dan harus segera dihentikan.

Namun, pemerintah Israel menolak keputusan tersebut dengan alasan bahwa wilayah yang direbut dalam Perang Timur Tengah tahun 1967 memiliki keterkaitan historis dan religius yang kuat bagi bangsa Israel.

x|close